1. Pada cabor dominan estetika, atlet wanita cenderung mengalami gangguan pola makan. 15-62%, anorexic (nafsu makannya rendah), atau bulimic (memuntahkn kembali yang sudah dimakan). Atlet terobsesi melakukn OR dan diet untuk menurunkan berat badan secara berlebihan.
2. Stress psikologis merupakan penyebab gangguan siklus menstruasi. Olahraga dapat menimbulkan kegembiraan dan di sisi lain bisa menjadi pemicu stress. Stress kompetisi dpt menyebabkan gangguan sistem hormonal. Atlet elite diperkirakn 66% mengalami gangguan menstruasi).
Walaupun ada beberapa gangguan yang kerap dialami, ternyata persoalan yang dialami oleh kaum wanita dalam konteks OR prestasi tinggi, seringkali disebabkan bukan karena factor fisiologi, tapi lebih pada masalah psikososial.
Sampai saat ini masih cukup sulit untuk mendapatkan atlet wanita yang mau menggeluti beberapa cabang olahraga “maskulin”, karena kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.
Wilayah kajian semakin luas, seiring dengan semakin terbukanya kesempatan atlet wanita untuk mengembangkan potensinya. Lingkup kajian tidak saja mengkaji tentang atlet tapi juga merambah pada wilayah lain, misalnya tentang supporter wanita, dampak lingkungan, dll.
Kondisi ini akan semakin membuka peluang untuk meningkatkan prestasi olahraga bagi kaum wanita, dengan tetap mempertimbangkan berbagai hal, sehingga bisa diterima oleh masyarakat. ***