Ceramah Gus Baha, Refly Harun: Jangan Lupa, Sarekat Islam yang Mencetuskan Indonesia Merdeka

24 Agustus 2021, 15:24 WIB
Refly Harun /Tangkap Layar YouTube.com/Refly Harun

GALAJABAR - Nama ulama Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Ahmad Bahauddin alias Gus Baha ramai diperbincangkan usai ceramahnya viral di media sosial.

Ceramahnya viral sebab Gus Baha disebut menyeret nama Megawati dan Soekarno. Dalam ceramahnya, Gus Baha mengatakan, Megawati seakan menyebut bahwa Indonesia dimulai dari Bung Karno.

“Orang pro Megawati itu seakan-akan mendewakan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno. Sampai ada Soekarnoisme bahwa seakan-akan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno,” demikian sedikit kutipan ceramah Gus Baha.

Baca Juga: Warga Bandung Barat Kehilangan KTP? Sekarang Tinggal ke Mesin ADM, Proses Mudah dan Cepat

Selain itu, Gus Baha juga membahas mengenai Partai Islam yang turut serta membantu Indonesia sejak lama.

Ahli hukum tata negara, Refly Harun lantas menanggapi ceramah yang disampaikan oleh Gus Baha itu.

Refly mengatakan, apabila publik terlalu mengagung-agungkan satu kelompok, seolah memang kelompok tersebut yang memerdekan Indonesia.

“Sebenarnya ketika kita terlalu mengagung-agungkan salah satu kelompok di dalam pembentukan negara ini, itu seolah-olah memang hanya sekelompok itu saja yang membangun atau memerdekaan Indonesia,” ujarnya dilansir melalui Youtube Refly Harun, Senin, 23 Agustus 2021.

Baca Juga: Uji Coba Penerapan Ganjil-Genap di Kota Cimahi: Banyak Pengendara yang Kebingungan

Namun, dia mengingatkan bahwa yang membuat program Indonesia Merdeka adalah Sarekat Islam (SI).

“Orang jangan lupa, memang yang pertama kali, yang jelas-jelas, sepanjang pengetahuan saya, yang jelas-jelas dalam program nya itu mencapai Indonesia Merdeka, itu adalah Sarekat Islam (SI), yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam,” paparnya.

Advokat satu ini kemudian menjelaskan sedikit latar belakang dari SI dan HOS Cokroaminoto.

“Kemudian pada tahun 1912 berubah menjadi Serikat Islam ketika di-take over oleh HOS Cokroaminoto, Haji Oemar Said Tjokroaminoto,” imbuhnya.

Baca Juga: Sebut Vonis Juliari Batubara Tak Sebanding dengan Kerugian Negara, Direktur Konstitusi: Harusnya Seumur Hidup!

Intinya, Cokroaminoto sendiri merupakan guru dari Bung Karno.

“Sejarah persisnya kalau ada kekeliruan, saya mohon maaf, bisa di-cek lagi. Tapi intinya adalah HOS Cokroaminoto itulah yang merupakan guru dari Bung Karno,” ungkapnya.

Refly juga kembali menegaskan bahwa SI yang mencetuskan program Indonesia Merdeka, sementara Budi Utomo merupakan gerakan kultural. Sedangkan Sumpah Pemuda merupakan gerakan radikal.

Baca Juga: Soroti Video Hotman Paris dan Para Konglomerat 'Mengemis' Vitamin D, Abdillah Toha: Kehabisan Kata-kata

“Nah jadi, Serikat Dagang Islam menjadi SI 1912, SI lah yang pertama kali mencetuskan Indonesia Merdeka,” tuturnya.

“Sementara Budi Utomo lebih merupakan gerakan kultural. Nah gerakan yang lebih radikal dalam sejarah kita adalah Sumpah Pemuda 1928,” tandasnya.

Untuk soal PNI, kata Refly, PNI lahir pada 1927 cukup lama dari SI.

“Lalu bagaimana dengan PNI? Kalau tidak salah PNI itu lahir 1927,” terangnya.

Menurutnya, ceramah Gus Baha sama sekali tidak hendak mengerdilkan Bung Karno.

Baca Juga: Muak Juliari Batubara dan Para Koruptor Divonis Ringan, Gus Umar: KPK Sekarang Lagi Gokil Banget!

“Jadi yang ingin dikatakan Gus Baha itu adalah bukan mengerdilkan Bung Karno. Justru mereka yang menanggap Bung Karno itu hanya belongs to political party itu terlalu mengecilkan Bung Karno,” pungkasnya. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler