Hal itu disampaikan Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad, 28 Maret 2021.
Baca Juga: Ghea Indrawari Terkejut, Ari Lasso Mengaku Dapat Ancaman Pembunuhan Gara-gara Dirinya
Menurutnya, Moeldoko saat masih aktif menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) selalu menyanjung tinggi SBY yang saat itu masih menjabat Presiden RI.
Bahkan menurut Rachland Nashidik, Moeldoko selalu mencium tangan SBY ketika ia diangkat menjadi KSAD kemudian diangkat ke yang lebih tinggi yaitu Panglima TNI.
"Dulu @GeneralMoeldoko cium tangan SBY, menyanjung puji Presiden RI ke-6, yang mengangkatnya jadi KSAD lalu Panglima TNI," ungkapnya, dikutip Galajabar, Senin 29 Maret 2021.
Baca Juga: Hanya dari 2 Kecamatan Harus Bayar Rp3,5 Miliar per Tahun, Sumedang Batal Buang Sampah ke Legoknangka?
Namun kini hal itu berbanding terbalik, Moeldoko dengan berani menusuk SBY dari belakang bahkan hingga tega memfitnahnya.
Dulu @GeneralMoeldoko cium tangan SBY, menyanjung puji Presiden RI ke-6, yang mengangkatnya jadi KSAD lalu Panglima TNI. Kini, ia menusuk dari belakang, bahkan tega memfitnah SBY. Bayangkan, bila ia berkuasa, apa yang akan ia lakukan pada @Jokowi yang cuma mengangkatnya jadi KSP.— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) March 28, 2021
Hal itulah yang juga dirasakan oleh Rachland Nashidik selaku loyalis SBY dan AHY. Ia sangat kecewa dengan sikap yang dilakukan oleh Moeldoko itu.
"Kini, ia menusuk dari belakang, bahkan tega memfitnah SBY," ujarnya.
Rachland Nashidik juga membayangkan bagaimana kedepannya apabila Moeldoko menjadi penguasa.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup B, Spanyol Nyaris Ditahan Imbang Georgia
Lalu politisi Demokrat itu menyinggung nama Presiden Jokowi yang menurutnya akan bernasib sama seperti SBY yang dikhianati Moeldoko.
"Bayangkan, bila ia berkuasa, apa yang akan ia lakukan pada @Jokowi yang cuma mengangkatnya jadi KSP," katanya.
Seperti diketahui, disamping menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, saat ini Moeldoko masih menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang dipercayai oleh Presiden Jokowi. (Penulis:Hari Priyadi)***