Moeldoko Ingin Rebut Demokrat Demi Muluskan Jokowi 3 Periode, Demokrat: Akal Bulus Terendus

- 2 Juli 2021, 17:30 WIB
Hendri Satrio.
Hendri Satrio. /Instagram.com/@hendri.satrio/

 

GALAJABAR - Pengamat politik, Hendri Satrio (Hensat) membongkar strategi Partai Demokrat kubu Moeldoko yang diketahui telah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 lalu.

Hensar berpendapat dan menganalisis, hasil KLB Demokrat yang menunjuk Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko menjadi ketua umum adalah salah satu cara agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjabat sebagai presiden selama tiga periode.

“Kalau strategi tiga periode sih banyak, ya. Salah satunya memang mengambil KLB Demokrat ini,” katanya dalam wawancara, Ahad, 27 Juni 2021.

Baca Juga: 5 Penyanyi Termahal di Indonesia, Bayaran Lebih dari Rp500 Juta, Posisi Satu Ditempati Penyanyi Ini!

Meski begitu, Hensat meyakini, saat ini KLB Demokrat Moeldoko belum memasuki ranah suksesi tiga periode, namun tak menutup kemungkinan tiga periode menjadi tujuannya.

“Menurut saya sih belum masuk ke tiga periode itu. Tiga periode mungkin saja ujungnya,” jelasnya.

Menurut Hensat, KLB juga merupakan strategi untuk menambah dukungan pada wacana tiga periode dengan memperbesar koalisi istana.

Baca Juga: Jauh dari Kabar Miring, 7 Artis Ini Putuskan Menikah Muda dan Awet Sampai Sekarang

“Menurut saya, KLB ini merupakan strategi untuk menambah dukungan kepada Presiden Jokowi tiga periode,” imbuhnya.

Selain Hensat, ahli hukum tata negara, Refly Harun juga menanggapi hal ini. Refly menyoroti hal terkait pihak KSP Moeldoko yang menggugat Kemenkum HAM ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Refly berpendapat, kasus ambil alih kepemimpinan Demokrat ini sangat bergantung pada sinyal istana sebagaimana kasus lainnya.

Baca Juga: Bak Hotel Bintang 5, 9 Artis Ini Punya Rumah Termahal, Paling Mahal Diduduki Musisi Kebanggaan Indonesia!

Lebih lanjut, Refly menuturkan, sikap Jokowi yang tidak mempersoalkan tindakan Moeldoko seolah menyetujui aksinya.

“Jokowi sama sekali tidak mempersoalkan tindakan Moeldoko, bahkan bisa dibilang diam-diam menyetujui,” katanya dilansir melalui Youtube Refly Harun, Kamis, 1 Juli 2021.

Refly menambahkan, posisi Moeldoko memang akan kuat jika ia berhasil mengambil alih Demokrat.

Baca Juga: Miliki Dua Rahim dan Dua Miss V, Peringatan Dokter Buat Mahasiswi Ini Menangis

“Bargaining position Moeldoko kuat kalau berhasil menguasai Demokrat. Bukan tidak mungkin bisa jadi capres atau cawapres,” tandasnya.

Menanggapi analisis dari kedua tokoh tersebut, politikus Partai Demokrat, Yan Harahap mengatakan singkat bahwa akal bulus mereka telah terendus.

Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Kamis, 1 Juli 2021.

Baca Juga: Breaking News, Dalang Kondang Ki Manteb Sudarsono Tutup Usia

“Akal bulus terendus,” tulisnya singkat. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah