Klub-klub menuntut perusahaan-perusahaan media sosial melakukan langkah lebih aktif dalam memberantas ujaran kebencian daring. "Perilaku rasis dalam bentuk apapun tidak bisa diterima dan kekerasan menjijikkan yang dialami para pemain dalam media sosial tidak boleh berlanjut," kata CEO Liga Premier, Richard Masters dalam laman resmi dikutip Antara dari Reuters, Minggu, 25 April 2021.
"Liga Premier dan klub-klub di dalamnya berdiri bersama sepak bola dalam aksi boikot untuk menegaskan pentingnya perusahaan media sosial lebih berperan aktif dalam menghapuskan kebencian rasial ini. Kami akan terus menantang aksi perusahaan media sosial dan ingin melihat langkah signifikan dalam kebijakan serta tindakan mereka untuk melawan kekerasan diskriminatif daring di platform mereka," sambung pernyataan tersebut.
Dua tim divisi kedua atau Divisi Championship, Birmingham City dan Swansea City, serta tim juara Skotlandia, Rangers, baru-baru ini menggelar aksi boikot serupa selama sepekan guna merespon serangan rasial terhadap pemain-pemainnya.
Mantan penyerang Arsenal Thierry Henry bulan lalu mengaku meninggalkan media sosial karena alasan rasisme dan perisakan, sedangkan kapten Liverpool Jordan Henderson memberikan akunnya untuk dikelola oleh yayasan amal anti-perisakan daring.
Baca Juga: Jadwal Imsak, Salat dan Buka Puasa di Wilayah Bandung dan Sekitarnya Minggu 25 April 2021
Februari lalu, otoritas sepak bola Inggris mengirimkan surat terbuka kepada Facebook dan Twitter untuk mendesak mereka memblokir dan menurunkan postingan ofensif, serta meningkatkan proses verifikasi bagi pendaftaran pengguna.
Instagram yang dimiliki Facebook sudah mengumumkan langkah baru dan Twitter berjanji untuk terus melanjutkan langkah aktif setelah menindak lebih dari 700 kasus kekerasan terkait sepak bola di Britania Raya pada 2019.