Nasi Putih Ditambah Agar-agar Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Tubuh, Berikut Penjelasan Pakar Gizi

- 3 Maret 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi nasi putih bisa ditambah agar-agar agar asupan serat mencukupi.
Ilustrasi nasi putih bisa ditambah agar-agar agar asupan serat mencukupi. /Pexels/Makafood/

GALAJABAR - Nasi putih tidak setinggi serat pada beras lainna seperti beras merah, beras cokelat atau hitam. Meski demikian, serat tersebut bisa ditambah agar bisa mencukup asupan serat harian.

Hal ini dikatakan Pakar gizi yang menjadi anggota tim dokter spesialis RS Pelni dr. Eva Kurniawati, M.Gizi, Sp.GK. Menurutnya, agar-agar bisa ditambahkan ke dalam nasi putih untuk meningkatkan asupan serat harian yang diperlukan tubuh.

"Nasi putih seratnya tidak setinggi beras-beras lain seperti beras merah, beras cokelat atau hitam. Tinggal tambah seratnya dengan agar-agar bisa ditambahkan," kata Eva saat Webinar Kesehatan Dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2023 yang diselenggarakan DWP Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bersama YKI Provinsi DKI Jakarta, Jumat 3 Maret 2023.

Baca Juga: Cari Tempat Kuliner Malam di Bandung? Coba Datang ke Tempat Ini

Menurutnya, untuk menekan laju kenaikan gula darah akibat mengonsumsi nasi putih, bisa menambahkan minyak ke dalam nasi usai proses memasak selesai.

"Usai selesai memasaknya, dikasih minyak sedikit (ke nasi) lalu diaduk," ujar Eva seperti dilansirkan Antara.

Sementara itu kurang serat, berkaitan dengan risiko kanker usus. Karena itu sebaiknya penuhi kebutuhan serat harian bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran.

Dalam sehari, seseorang disarankan menyantap setidaknya lima warna sayuran dan buah. Apalagi sayuran dan buah-buahan juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan antioksidan.

Baca Juga: Konser DEWA 19 di Bandung, Ini 6 Kantung Parkir di Sekitar Stadion Siliwangi

Kontrol berat badan

Kebutuhan serat yang tercukupi juga bisa membantu seseorang mengontrol berat badannya. Berat badan yang sehat dapat menjadi salah satu cara mencegah seseorang terkena kanker.

Ukuran berat badan sehat yakni berpatokan pada indeks massa tubuh (IMT) 18,5-22,9 kg/m2.

Menurut Eva, peningkatan lima poin IMT meningkatkan beberapa risiko kanker yakni risiko 50 persen kanker endometrium, 48 persen adenocarcinoma esophageal (tipe kanker esofagus), 30 persen kanker ginjal, 30 persen kanker hati, 12 persen kanker payudara postmenopause (setelah menopause), 10 persen kanker pankreas dan 50 persen kanker kolorektal.

Baca Juga: VIRAL! Pelajar SMP Dikeroyok 3 Remaja Gara-gara Tolak Ikutan Geng, Pelaku Nyaris Diamuk Massa

Diet sehat dapat berperan dalam mencegah kanker, maka ia juga berkaitan dengan asupan protein dan lemak yang harus didapatkan dalam porsi seimbang.

Khusus untuk protein, sebaiknya pilih protein rendah lemak dan membatasi konsumsi daging merah terutama olahan seperti sosis, kornet dan daging asap. Makanan-makanan itu bisa meningkatkan risiko kanker usus.

Kemudian untuk lemak, sebaiknya pilih yang sifatnya baik seperti alpukat dan kacang-kacangan.

Baca Juga: KONSER Dewa 19 di Stadion Siliwangi Bandung, Sekitaran Lokasi Steril dari Kendaraan

Selain itu, batasi juga konsumsi makanan cepat saji karena berkontribusi terhadap kenaikan berat badan yang berkaitan dengan kondisi obesitas. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

"Batasi asupan gula. Batasi konsumsi daging merah dan processed meat (daging yang melalui pemrosesan). Hati-hati dengan pengasinan, kontribusinya ada terhadap kanker nasofaring," ujar Eva.***

Editor: Reza Rafaeza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x