Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 9)

- 6 Mei 2021, 13:33 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY

“Hm, baik.”

Tidak butuh waktu lama hingga angin malam mengirim Tsukiyama ke tanah mimpi. Ieyasu masih asik mengusap surai Tsukiyama dengan lembut. “Firasatku buruk,” gumamnya pada diri sendiri.

Ieyasu mulai khawatir dengan takdir macam apa yang akan menunggunya, istrinya, dan kedua anak-anaknya. Ia menatap istri sahnya itu. Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa firasatnya itu benar. Namun sayangnya, firasatnya selalu benar, Karena itulah Ieyasu selalu percaya pada firasatnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang akan kau lakukan? Apa rasa cemburumu itu sudah melewati batas hingga kau tak tahan, jadi tepian jauh membisikan sesuatu ke telingamu dan memanggilmu, tidak tahan melihatmu tersiksa?” tanya Ieyasu pada Tsukiyama yang sudah tertidur.

Baca Juga: Cimahi Menjadi Kota Terakhir Pembagian Takjil Snack dan Susu UHT

“Apa kau akan meninggalkanku? Apa tepian jauh akan menjauhkanmu dariku?”

Ieyasu mengecup puncak kepala istrinya itu dan mematikan lilin yang menyala di ruangan tersebut. “Meski hampir semua yang kau katakan itu benar, aku mohon. Kau tetaplah istriku.”

“Jangan kau berani menguji batasanmu sendiri. Jangan berbuat sesuatu yang ceroboh!” itu yang Ieyasu pinta dalam doanya sebelum tertidur. Ia mendoakan keselamatan Tsukiyama dan anak-anaknya. (Penulis: Sadrina Suhendra)***

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah