Satu dari Dua Orang di Asia Tenggara Kehilangan Uang Karena Penipuan Kencan Onlie, Waspada di Hari Valentine

- 10 Februari 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi kencan online
Ilustrasi kencan online /Pikiran Rakyat


GALAJABAR - Sebuah survei menyebutkan hampir satu dari dua orang (45 persen) orang di Asia Tenggara kehilangan uang karena penipuan dari kencan online.

Survei yang diselenggarakan Kaspersky dengan tema "Mapping a secure path for the future of digital payemnts in APAC" yang diadakan 2021.

Jumlah kerugian yang diderita kurang dari 100 dolar Amerika Serikat, namun, penipuan meski kecil-kecilan ini dialami oleh berbagai kelompok usia.

Baca Juga: Persib vs PSS Sleman, Bungkam PSS Sleman Bukan Hal Mudah, Tapi Skuad Persib Akan Tampil Maksimal

Generasi baby boomer (kelahiran 1946-1964) dan di atasnya (1918-1945) paling sering menjadi korban penipuan kecil-kecilan ini, mencapai 33 persen. Rata-rata penduduk Asia Tenggara yang pernah menjadi korban penipuan kurang dari 100 dolar AS berjumlah 22 persen.

Temuan Kaspersky, hampir dua dari lima orang di kelompok usia paling senior pernah kehilangan antara 5.000 sampai 10.000 dolar AS karena ditipu teman kencan online. Sementara sebagian kecil generasi Z (8 persen) pernah tertipu lebih dari 10.000 dolar AS karena kencan online.

Perusahaan keamanan siber ini melihat penipuan kencan online meningkat sejak 2020, ketika pandemi mewajibkan hampir semua kegiatan menggunakan internet termasuk untuk bersosialisasi.

Baca Juga: Jangan Anggap Enteng Penyakit GERD, Jika Diabaikan Bahaya! Bisa Mengancam Jiwa, Begini Gejala Utamanya

Peneliti di Kaspersky menemukan ciri-ciri yang ditemui pada pelaku kencan online, antara lain menunjukkan emosi yang kuat dalam waktu singkat dan cepat sekali beralih dari aplikasi kencan ke saluran pribadi.

Mereka ingin tahu banyak tentang korban karena semakin banyak mereka tahu, semakin mudah memanipulasi korban. Penipu kencan online sering memberikan cerita yang tidak konsisten dan seringkali tidak memiliki jejak digital.

Ketika meminta uang, mereka menggunakan kesulitan pribadi, misalnya keluarga sakit atau bisnis gagal.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x