Songketnya Diakui Oleh UNESCO Jadi Warisan Tak Benda, Menteri Malaysia: Kesadaran Untuk Melestarikan Budaya

17 Desember 2021, 19:08 WIB
ilustrasi Unesco /commons wikimedia

GALAJABAR – Songket resmi diakui dalam Intangible Cultural Heritage alias Daftar Warisan Tak Benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) asal Malaysia.

Hal ini disampaikan langsung oleh pihak UNESCO dalam 16th Session of The Intergovernmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis yang diadakan secara daring.

Daftar lengkap produk budaya yang masuk ke dalam Intangible Cultural Heritage ini juga dituliskan di laman resmi UNESCO.

Baca Juga: Di Acara Sosialisasi Aplikasi Sipades, Bupati Bandung Ingatkan Kades Jangan Jual Aset Desa

Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (Motac) Malaysia berpendapat, masuknya songket ke dalam daftar istimewa itu akan meningkatkan kesadaran publik untuk melindungi budaya Malaysia.

“Pengakuan oleh UNESCO ini meningkatkan kesadaran untuk melestarikan warisan berbagai budaya di Malaysia,” ujarnya dalam keterangan dilansir galajabar melalui berbagai sumber.

Bahkan, kata dia, pencapaian ini bisa mendorong orang untuk mengenal seni lebih jauh lagi.

Baca Juga: Barcelona Semakin Bernafsu Datangkan Ferran Torres dari Manchester City

“Ini juga akan memotivasi generasi muda untuk tertarik pada tenun songket,” sambungnya.

Sebagai informasi, songket adalah kain sutra atau katun tenunan tangan dengan pola benang emas atau perak yang indah yang dapat dilihat dalam budaya Melayu, termasuk di Malaysia, Brunei, Singapura, dan Indonesia.

Di Indonesia sendiri, kain songket dikenal sebagai bagian dari budaya Melayu di tanah Sumatra, khususnya Palembang.

Baca Juga: Luhut Sebut Utang RI Rp6.000 T Masih Terkendali, Jurnalis Senior: Siapa yang Menikmatinya?

Kain songket dibuat dari rangkaian benang yang tersusun serta teranyam rapi dan teratur. Hal Ini menunjukkan bahwa kain songket tidak dibuat dengan keahlian yang biasa-biasa aja.

Kain tenun ini dibuat dengan keahlian dan ketelitian yang tinggi agar menghasilkan songket yang indah.

Kilauan warna emas pada kain songket ingin menunjukkan kekayaan masa lalu masyarakat Palembang.

Dulunya, kain ini digunakan oleh kalangan istana dan para pejabat. Songket Palembang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-9 Masehi.

Baca Juga: Peringatan Sepuluh Tahun Kematian Sang Ayah, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

Wilayah ini dijuluki dengan nama Pulau Emas (Swarnadwipa) karena pada saat itu emas cukup berperan penting.

Tradisi membuat benang dari emas sudah dimulai sejak dulu. Emas yang telah menjadi benang ini ditenun dengan jalinan benang sutra berwarna yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler