Peringatan Sepuluh Tahun Kematian Sang Ayah, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

- 17 Desember 2021, 17:32 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un larang warganya untuk tertawa selama 11 hari.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un larang warganya untuk tertawa selama 11 hari. /Dok. RFA

GALAJABAR - Pemerintahan Korea Utara saat ini tengah memperingati sepuluh tahun kematian mantan pemimpin Kim Jong Ii.

Dalam memperingati hari kematian tersebut, terdapat peraturan unik yang harus ditaati oleh warga Korea Utara.

Adapun peraturan tersebut merupakan warga Korea Utara dilarang tertawa 11 hari selam memperingati hari kematian Kim Jong II.

Baca Juga: Natal Telah Tiba, Ketua MUI Cholil Nafis: Mengucapkan Selamat Natal Boleh Dalam Konteks Menghormati

Otoritas pemerintah telah memerintahkan masyarakat untuk tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan saat Korea Utara memperingati kematiannya.

Perlu diketahui, Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari tahun 1994 hingga kematiannya pada tahun 2011, dan kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong Un.

Usai sepuluh tahun kepergiannya, warga Korea Utara dipaksa untuk menjalani masa berkabung selama 11 hari di mana mereka tidak diizinkan untuk tertawa atau minum alkohol.

Baca Juga: MEMALUKAN! Netizen RI Malah Salah Server Ucapkan Belasungkawa pada Anna Laura, Jurnalis Brasil: Innalilahi...

"Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," kata seorang warga Korea Utara.

Kabarnya, banyak orang berkumpul di sebuah acara untuk peringatan 10 tahun kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il di Pyongyang, Korea Utara, pada hari Rabu 15 Desember 2021.

Tak hanya dilarang tertawa, dia mengatakan bahwa warga Korea Utara juga tidak diperbolehkan berbelanja bahan makanan pada 17 Desember 2021 di hari peringatan kematian Kim Jong Il.

Baca Juga: Kebutuhan Naik Selama Nataru, Disdagkoperin Kota Cimahi Jamin Stok Elpiji 3 Kilogram Aman

“Di masa lalu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi,” ujar seorang warga.

“Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak diperbolehkan menangis dengan keras dan tubuh harus dibawa keluar setelah selesai. Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri jika mereka jatuh dalam masa berkabung,” tambahnya.

Sementara itu, seorang penduduk provinsi barat daya Hwanghae Selatan, mengatakan petugas polisi diberitahu untuk mengawasi orang-orang yang tidak terlihat kesal selama masa berkabung.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Instagram Jurnalis Brasil Diserbu Netizen RI yang Ucapkan Belasungkawa: Tolong Berhenti!

“Dari hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif,” ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu.

"Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa aparat penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” tambahnya.

Seorang warga menambahkan bahwa berkabung untuk Kim Jong Il, dan ayahnya Kim Il Sung, mempengaruhi kehidupan sehari-hari Korea Utara.

Baca Juga: Netizen Tertawa Miris Soal Ernest Prakasa Sentil Pihak Soetta yang Tak Lakukan Pengecekan Swab

“Saya hanya berharap bahwa masa berkabung untuk Kim Jong Il akan dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung untuk Kim Il Sung,” ujarnya.

"Warga mengeluh bahwa yang hidup dipaksa untuk meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati,” tambahnya.

Seperti diketahui, Kim Jong Il meninggal karena serangan jantung pada 17 Desember 2011 pada usia 69 tahun setelah memerintah negara itu selama 17 tahun dalam kediktatoran yang brutal dan represif.

Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari 1994 hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong Un.

Baca Juga: Gara-gara Omicron, Kementerian Agama Resmi Tunda Pemberangkatan Jemaah Umrah

Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah Korea Utara sejak Kim Il Sung mendirikan negara itu pada tahun 1948. Ketika Kim Il Sung meninggal pada tahun 1994, putra sulungnya, Kim Jong Il, mewarisi kekuasaan.

Kim Jong Un adalah putra ketiga dan bungsu Kim Jong Il dan mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2011.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x