Gunung Everest Menjadi Tempat Pembuangan Sampah, Seniman Dunia Berikan Solusi

- 21 Januari 2021, 16:33 WIB
Polusi mikroplastik ditemukan di Gunung Everest.
Polusi mikroplastik ditemukan di Gunung Everest. /pixabay.com/Eknbg

Rencanya soft opening akan berlangsung pada musim semi untuk penduduk setempat karena jumlah pengunjung tahun ini dibatasi akibat pembatasan pandemi virus corona, kata dia.

Baca Juga: Untuk Peringatan Dini dan Penanganan Banjir, FPRB Akan Melaksanakan Susur Sungai Cikeruh

Produk dan karya seni yang dipamerkan diharap bisa meningkatkan kesadaran lingkungan, atau dijual sebagai suvenir yang hasilnya dimanfaatkan untuk pelestarian kawasan.

Sampah-sampah dibawa turun dari gunung, atau dikumpulkan dari rumah tangga di sepanjang jalan setapak dikumpulkan dan dipisahkan oleh kelompok lingkungan setempat, Komite Pengendalian Pencemaran Sagarmatha, tetapi mengerjakan tugas itu di daerah terpencil yang tidak memiliki jalan merupakan tantangan besar.

Sampah dibuang atau dibakar di lubang terbuka, menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah.

Baca Juga: Sebelum Berangkat Kuliah, Persiapkan Hal-Hal Berikut Ini Agar Tidak Dilanda Stres Berat

Phinjo Sherpa dari kelompok Eco Himal yang terlibat dalam proyek tersebut mengatakan, lewat inisiatif "bawa saya kembali" setiap turis dan pemandu yang kembali akan diminta untuk membawa tas berisi satu kilogram sampah kembali ke bandara Lukla, di mana sampah akan diangkut ke Kathmandu.

Pada 2019, lebih dari 60.000 pendaki dan pemandu mengunjungi daerah tersebut.

“Kami bisa mengelola sampah dalam jumlah besar jika melibatkan pengunjung,” kata Sherpa.***

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah