Kudeta Myanmar: Internet Kembali Padam, Kendaraan Lapis Baja Muncul di Jalanan Kota

- 15 Februari 2021, 16:45 WIB
Kendaraan lapis baja di kota Yango, Myanmar
Kendaraan lapis baja di kota Yango, Myanmar /Reuters/Stringer/

GALAJABAR - Saat ini sudah memasuki hari ke-15 semenjak pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi ditangkap dan ditahan oleh Junta Militer (Tatmadaw) pada 1 Februari 2021 lalu.

Belum ada kabar terbaru mengenai Suu Kyi yang disampaikan dari Junta Militer. Namun, asuhan Jenderal Min Aung Hlaing kembali melakukan pemutusan jaringan internet pada Ahad malam, 14 Februari 2021, dilansir dari The Guardian.

Tindakan pemadaman ini dilakukan beberapa jam setelah beberapa kendaraan lapis baja semacam panser bermunculan di jalanan di berbagai kota di Myanmar.

Baca Juga: Ingin Lulus SNMPTN 2021? Simak Cara serta Langkah-Langkah Sukses Daftar SNMPTN 2021

Hal ini memicu kekhawatiran bagi para pengunjuk rasa yang saat itu sedang melakukan demonstrasi anti-kudeta, serta memunculkan peringatan dari beberapa kedutaan besar di Myanmar.

Mobil lapis baja terlihat berkeliaran di jalanan Kota Yangong, Myitkyina, dan Sittwe yang direkam secara online oleh media lokal di media sosial Facebook.

Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan peringatan kepada warga negara AS yang tinggal di Myanmar bahwa jaringan internet kembali diputus oleh Junta Militer.

Baca Juga: Bansos Cair Bulan Februari Ini, Begini Cara Cek Penerima Bansos dengan HP

Melihat tiga unit kendaraan lapis baja berkeliaran di jalan, kedubes Amerika mengimbau kepada warga AS untuk mencari tempat perlindungan yang aman.

Beberapa kantor kedutaan selain Amerika, yakni utusan Uni Eropa, Inggris, dan Kanada bersama-sama mengeluarkan pernyataan atas keprihatinan mereka terhadap pemutusan akses internet, 14 Februari 2021.

Selain itu menyatakan prihatin atas penangkapan yang dilakukan oleh Junta Militer terhadap aktivis, pegawai negeri sipil, dan pemimpin politik selama seminggu terakhir.

Keempat kedubes itu meminta Junta Militer untuk segera menahan segala tindakan yang berpotensi menimbulkan kekerasan.

Baca Juga: BMKG : Prediksi Cuaca Kota Bandung Besok 16 Febuari 2021, Waspada Turun Hujan Seharian

“Kami meminta pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasa terhadap demonstran dan warga sipil yang memprotes penggulingan pemerintah sah mereka,” bunyi pernyataan tersebut.

Para kedubes tersebut menyatakan dukungan untuk masyarakat Myanmar yang sedang mencari jati diri demokrasi untuk negara itu.

“Kami mendukung rakyat Myanmar dalam pencarian mereka untuk demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran,” tambah keterangan tersebut.

Baca Juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ashanty dan Ketiga Anaknya: Tolong Doanya

Sejak awal kudeta hingga sekarang, para demonstran yang didominasi pemuda telah menggunakan akses internet untuk mengorganisasi massa.

Selain itu, mereka mendokumentasikan segala kejadian selama aksi, penangkapan aktivis oleh polisi, termasuk saat polisi melakukan tindakan penembakan terhadap massa.

Saat kendaraan lapis baja muncul, puluhan ribu pengunjuk rasa sedang berdemonstrasi di beberapa kota besar di Myanmar. Ini merupakan aksi pada hari kesembilan.

Baca Juga: Bank Indonesia Catatkan Utang Luar Negeri Indonesia Capai 417,5 Miliar Dolar AS, BI: Masih Sehat

Massa sempat menghadang konvoi Junta Militer yang akan menuju negara bagian utara Kachin. Demonstran menganggap anak buah Aung Min Hlaing akan memadamkan instalasi pembangkit listrik di Kachin.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 384 orang ditangkap dan ditahan sejak kudeta oleh Junta Militer.

Sementara aktivis hak asasi manusia dari Burma Campaign UK Wai Hnin Pwint Thon, menyebutkan Min Aung Hlaing sengaja menggunakan kekuatannya untuk terus memicu ketakutan.

Baca Juga: Pendaftaran SNMPTN Resmi Dibuka Hari Ini, Harap Perhatikan Ini Saat Registrasi!

“Min Aung Hlaing menggunakan setiap alat yang dia miliki untuk memicu ketakutan dan ketidakstabilan,” cuit akun Twitternya @MissWHPT, 14 Februari 2021. (Penulis: Naufal Althaf M.A.)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah