Namun dari kesimpulan itu, banyak pihak yang sinis dan kontra terhadap pernyataan tersebut.
Mereka menuduh bahwa pihak pasukan militer telah melakukan penghinaan terhadap Kyal Sin dengan menggali kembali makamnya dengan maksud memberi keterangan palsu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Dengan maksud meredam amarah penentang kudeta, pihak berwenang mengaku telah meminta izin kepada keluarga Kyal Sin untuk menggali makam, namun tidak mengatakan apakah izin itu telah diberikan atau tidak.
Kyal Sin merupakan salah satu dari 38 orang yang tewas pada Rabu 3 Maret 2021 dan juga merupakan hari paling tragis selama demonstrasi menentang kudeta yang dilakukan pasukan militer
Kyal Sin dikenal sebagai ikon gerakan protes, pada saat tertembak secara mengenaskan, Kyal Sin mengenakan kaus bertuliskan ‘Everything will be OK’. (Dzahabati Okta Faynara)***