GALAJABAR - Ruang gerak Muslim di Sri Lanka semakin dibatasi. Setelah pemerintah setempat melarang pemakaian burkak dan menutup lebih dari seribu sekolah Islam.
Menteri Keamanan Publik Sarath Weerasekera mengatakan pemerintah berencana untuk melarang lebih dari seribu sekolah Islam madrasah yang menurutnya melanggar kebijakan pendidikan nasional.
"Tidak ada yang bisa membuka sekolah dan mengajarkan apa pun yang Anda inginkan kepada anak-anak," kata Weerasekera dalam keterangan resmi yang dilansir galajabar dari Antara, Sabtu 13 Maret 2021.
Baca Juga: Tak Punya Masalah Adaptasi, Persebaya Menuju Bandung Dua Hari Jelang Laga Perdana di Piala Menpora
Dia mengaku telah menandatangani sebuah surat pada untuk persetujuan kabinet yang melarang penutup wajah penuh yang dikenakan oleh beberapa wanita Muslim dengan alasan "keamanan nasional".
"Pada masa-masa awal kami, wanita dan gadis Muslim tidak pernah mengenakan burkak. Itu adalah tanda ekstremisme agama yang muncul baru-baru ini. Kami pasti akan melarangnya," katanya.
Pemakaian burkak di negara mayoritas Buddha untuk sementara dilarang pada 2019 setelah pemboman gereja dan hotel oleh militan Islam yang menewaskan lebih dari 250 orang.
Baca Juga: Kapolda Jabar : Tindak Tegas Apabila Ada Warga yang Terpapar Covid-19 Menolak Isolasi
Belakangan tahun itu, Gotabaya Rajapaksa, yang terkenal karena menghancurkan pemberontakan selama puluhan tahun di utara negara itu sebagai menteri pertahanan, terpilih sebagai presiden setelah menjanjikan tindakan keras terhadap ekstremisme.
Rajapaksa dituduh melakukan pelanggaran HAM yang meluas selama perang, tetapi dia membantah tuduhan itu.