AS Lagi-lagi Gagalkan Resolusi Gencatan Senjata Israel - Palestina, Cina hingga Inggris Kecewa

- 18 Mei 2021, 10:32 WIB
Tangkapan layar Rapat Dewan Keamanan PBB, New York
Tangkapan layar Rapat Dewan Keamanan PBB, New York /Inews TV/Jumat, 14 Mei 2021



GALAJABAR - Konflik Palestina dan Israel masih berkecamuk hingga hari ini. Beberapa upaya internasional terus dilakukan guna menghentikan kekerasan Israel di Gaza.

Menyikapi kekerasan dan jatuhnya korban imbas konflik Israel dan Palestina yang berlangsung sejak pekan lalu, Dewan Keamanan PBB kembali menggelar pertemuan darurat untuk ketiga kalinya dalam sepekan.

Namun lagi-lagi, pertemuan tersebut berakhir tanpa kesepakatan dan Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab gagalnya resolusi untuk konflik mematikan itu.

Baca Juga: Chelsea vs Leicester, Penentuan Peta Persaingan Empat Besar Liga Inggris

Dilansir dari Al Jazeera, pertemuan pada hari Ahad itu terjadi setelah AS dilaporkan dua kali memblokir resolusi pekan lalu yang akan mengutuk tanggapan militer Israel dan menyerukan gencatan senjata.

Hampir 200 orang, termasuk 58 anak-anak, tewas dalam pengeboman hebat di daerah kantong yang dikepung dua juta orang itu.

Sementara itu, Israel membenarkan kampanye pengebomannya sebagai balasan atas serangan roket oleh pejuang Hamas.

Baca Juga: Buku Harian Seorang Istri Selasa, 18 Mei 2021: Dewa Turuti Permintaan Livia, Nana Didepak

Namun, gerakan Hamas yang berbasis di Gaza mengatakan tindakannya merupakan tanggapan terhadap kebijakan Israel tentang pemindahan paksa warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki dan penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan Israel pekan lalu.

Dikatakan bahwa Israel telah melewatkan tenggat waktu Hamas untuk menarik pasukannya dari kompleks masjid.

Kondisi ini semakin diperparah ketika Presiden AS Joe Biden tidak memberikan tanda-tanda rencana untuk meningkatkan tekanan publik terhadap Israel, justru berulang kali menekankan hak Israel untuk mempertahankan diri.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 14)

Kritikus, termasuk anggota partai Biden, menuduh pemerintah menutupi serangan Israel, yang telah menewaskan sedikitnya 198 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.

Di sisi lain, setidaknya 10 orang Israel, termasuk dua anak, telah tewas oleh roket yang diluncurkan dari Gaza sejak Senin.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan pada pertemuan darurat bahwa AS "bekerja tanpa lelah melalui saluran diplomatik" untuk menghentikan pertempuran.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini: Wilayah Jawa Barat Bakal Hujan Ringan Disertai Petir

"Amerika Serikat telah menjelaskan bahwa kami siap untuk memberikan dukungan dan jasa baik kami jika pihak-pihak tersebut mengupayakan gencatan senjata," katanya dilansir Galajabar, Selasa, 18 Mei 2021.

Namun, tidak ada pernyataan bersama yang muncul dari dewan tersebut, meskipun negosiasi dipimpin oleh Norwegia, Cina, dan Tunisia.

AS, Cina, Prancis, Rusia, dan Inggris adalah anggota tetap dewan keamanan, memberi mereka hak veto atas pernyataan bersama.

Baca Juga: Ter Stegen Absen Bela Jerman di Euro 2020 Akibat Harus Jalani Operasi Lutut

Cina sebelumnya menyebut AS sebagai satu-satunya suara yang tidak setuju dalam masalah ini.

Pada hari Senin, seorang pejabat senior Fatah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka kecewa dengan sikap AS.

“Getaran positif dan serius dalam seruan Biden baru-baru ini kepada Presiden Abbas tidak mencerminkan posisi AS di Dewan Keamanan PBB Selasa lalu,” kata Sabri Saidam, anggota Komite Sentral Fatah.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid: Dukung Israel Sama dengan Menentang Janji Tuhan!

"Yang dibutuhkan adalah perbuatan, bukan kata-kata!" katanya menambahkan. (Penulis: Rizwan Suandi)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x