Gempa dan Tsunami Mahadahsyat Tenggelamkan Kota Port Royal Jamaika, Ribuan Nyawa Melayang pada 7 Juni 1992

- 7 Juni 2021, 10:44 WIB
Ilustrasi gempa
Ilustrasi gempa /Unsplash/Dave Goudreau

GALAJABAR - Gempa bumi mahadahsyat pernah mengguncang Kota Port Royal di Jamaika tepatnya pada 7 Juni 1992.

Dampak dari gempa yang sangat kuat tersebut mengakibatkan pencairan tanah dan tsunami hingga akhirnya menenggelamkan dua pertiga kota ke Laut Karibia.

Port Royal dibangun di sebuah pulau kecil di lepas pantai Jamaika di pelabuhan di seberang Kingston saat ini.

Port Royal merupakan tempat tinggal yang aktif hingga tercatat ada 6.500 penduduk di kota yang dibangun di atas air tersebut.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 33)

Pada abad ke-17, Port Royal dikenal di seluruh dunia sebagai markas pembajakan dan penyelundupan usai kota ini menjadi sepi tak berpenghuni.

Gempa bumi di daerah itu jarang terjadi, tetapi biasanya agak kecil. Pada tahun 1688, gempa mengguncang tiga rumah. Namun empat tahun kemudian, pada pagi hari tanggal 7 Juni, tiga gempa kuat melanda Jamaika.

Dikutip Galajabar dari history.com, setelah guncangan gempa tersebut, tsunami besar menyapu habis tempat itu hingga tenggelam ke bawah air setinggi 40 kaki.

Baca Juga: Sebanyak 2,12 Miliar Lebih Dosis Vaksin Covid-19 Diberikan di Seluruh Dunia, China Terbanyak

Penduduk juga segera menemukan bahwa pulau Port Royal tidak terbuat dari batuan dasar. Tanah yang relatif longgar berubah menjadi hampir cair selama gempa. Banyak bangunan benar-benar tenggelam ke dalam tanah.

Akibatnya, hampir setiap bangunan di kota itu tidak dapat dihuni, termasuk dua benteng. Mayat dari kuburan mengapung di pelabuhan bersama para korban bencana tersebut.

Gempa susulan yang terjadi di wilayah tersebut membuat para penyintas enggan membangun kembali Port Royal.

Baca Juga: Samai Rekor CR7, Kevin De Bruyne Kembali Dinobatkan Pemain Terbaik Versi PFA

Pada tanggal yang sama, Spanish Town juga hancur akibat tanah longsor. Bahkan sisi utara pulau mengalami tragedi besar sekitar 3.000 orang kehilangan nyawa. (Penulis: Annisa Nur Fadillah)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: history.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x