GALAJABAR - Sebanyak 11.000 wisudawan di Wuhan China merayakan kelulusan secara tatap muka usai setahun setelah kota itu dihantam wabah Covid-19.
Upacara wisuda tersebut diselenggarakan di Universitas Wuhan pada Minggu, 13 Juni 2021.
Para wisudawan menggunakan seragam biru tua dan duduk dalam barisan yang ramai tanpa menjaga jarak dan tanpa masker.
Baca Juga: Soroti Kondisi Internal PDIP, PKS Bakal Usung Ganjar Pranowo pada Gelaran Pilpres 2024 Mendatang?
Pada acara wisuda itu juga terdapat spanduk besar dengan tulisan "Menyambut lulusan 2020 kembali ke rumah. Semoga masa depan Anda carah."
Lebih dari 2.200 wisudawan yang hadir merupakan lulusan tahun lalu yang tak bisa menghadiri wisuda karena pembatasan virus yang ketat.
Pada Juni tahun lalu, Universitas Wuhan menyelenggarakan wisuda dengan sebagian besar secara online.
Pada acara wisuda itu juga terdapat spanduk besar dengan tulisan "Menyambut lulusan 2020 kembali ke rumah. Semoga masa depan Anda carah."
Lebih dari 2.200 wisudawan yang hadir merupakan lulusan tahun lalu yang tak bisa menghadiri wisuda karena pembatasan virus yang ketat.
Pada Juni tahun lalu, Universitas Wuhan menyelenggarakan wisuda dengan sebagian besar secara online.
Baca Juga: Mantap! Pemkab Bandung Gratiskan Retribusi Kir Khusus Angkot
Para wisudawan dan guru yang hadir semuanya mengenakan masker karena Covid-19 saat itu masih merebak.
Sebagai informasi, pandemi COVID-19 pertama kali muncul pada akhir 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, China tengah.
Oleh karena itu, kota berpenduduk 11 juta itu menjadi salah satu tempat paling ketat di dunia yang melakukan lockdown.
Sejak saat itu, China melakukan pembatasan besar-besaran termasuk kontrol perbatasan yang ketat, karantina, "kode kesehatan" online wajib dan berbagai pembatasan perjalanan domestik.
Para wisudawan dan guru yang hadir semuanya mengenakan masker karena Covid-19 saat itu masih merebak.
Sebagai informasi, pandemi COVID-19 pertama kali muncul pada akhir 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, China tengah.
Oleh karena itu, kota berpenduduk 11 juta itu menjadi salah satu tempat paling ketat di dunia yang melakukan lockdown.
Sejak saat itu, China melakukan pembatasan besar-besaran termasuk kontrol perbatasan yang ketat, karantina, "kode kesehatan" online wajib dan berbagai pembatasan perjalanan domestik.
Baca Juga: Sudah Mengikuti Bimbingan Haji, 5 Calhaj Asal Kota Cimahi Tarik BPIH
Ada 20 kasus baru pada hari Selasa, termasuk 18 diimpor dari luar negeri dan dua dalam wabah lokal di provinsi Guangdong selatan.
Selain itu, ada 4.636 kematian yang dilaporkan secara resmi mayoritas berada di Wuhan.***
Ada 20 kasus baru pada hari Selasa, termasuk 18 diimpor dari luar negeri dan dua dalam wabah lokal di provinsi Guangdong selatan.
Selain itu, ada 4.636 kematian yang dilaporkan secara resmi mayoritas berada di Wuhan.***