Pemerintah Afganistan Kehilangan Setengah Wilayahnya, Kini Dikuasai Pemberontak Taliban

- 23 Juli 2021, 15:49 WIB
Sebuah kendaraan tempur Humvee milik Pasukan Khusus Afghanistan hancur saat pertempuran melawan Taliban di Provinsi Kandahar, Afghanistan, Selasa (13/7/2021).
Sebuah kendaraan tempur Humvee milik Pasukan Khusus Afghanistan hancur saat pertempuran melawan Taliban di Provinsi Kandahar, Afghanistan, Selasa (13/7/2021). /ANTARA/

GALAJABAR - Satu persatu wilayah Afganistan jatuh ke gerilyawan Taliban. Dilaporkan, Pemerintah Afganistan sudah kehilangan  setengah dari wilayahnya.

Akibat kalah dalam penguasaan wilayah, militer Afghanistan merombak strategi perangnya melawan Taliban dengan memusatkan pasukan di sekitar daerah paling kritis seperti Kabul, penyeberangan perbatasan dan infrastruktur vital.

Gerilyawan Taliban menguasai lebih banyak wilayah, yang diperkirakan Pentagon kini meluas ke lebih dari setengah pusat distrik Afghanistan.

Baca Juga: Moeldoko Bantah Tuduhan ICW Soal Invermectin, Yan Harahap: Kemarin Saat Mau Begal PD Gayanya Juga Gitu

Taliban juga menekan pinggiran wilayah dari ibu kota provinsi, untuk mencoba mengisolasi penduduk.

Strategi pemusatan pasukan itu akan menyerahkan wilayah lainnya kepada gerilyawan Taliban.

Tetapi para pejabat mengatakan hal itu tampaknya diperlukan karena pasukan Afghanistan berusaha mencegah hilangnya ibu kota-ibu kota provinsi yang dapat meluluhlantakkan negara itu.

Konsolidasi pasukan itu bertepatan dengan penarikan militer AS pada 31 Agustus atas perintah dari Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Peringati Hari Anak Nasional, Jokowi: Tetaplah Semangat Belajar dan Bermain di Rumah

Intelijen AS, sebagaimana dikutip galajabar dari Antara,  telah memperingatkan bahwa pemerintah Afghanistan bisa jatuh hanya dalam enam bulan, kata para pejabat AS kepada Reuters.

 Seorang pejabat Afghanistan yang enggan disebut namanya mengatakan "reorientasi" pasukan akan membantu Kabul menguasai wilayah strategis dan mempertahankan infrastruktur, termasuk bendungan yang dibangun dengan bantuan India dan jalan-jalan utama.

Tetapi mengonsolidasikan pasukan juga berarti membiarkan daerah lain tidak dijaga. Konsolidasi pasukan itu membuat situasi menjadi sulit bagi komunitas atau kelompok etnis di Afghanistan.

Baca Juga: Inggris Putuskan Naikkan Gaji Para Nakes, Fadli Zon: Disini Insentif Nakes Belum Dibayar, Ada Apa?

"Bagaimana Anda mengomunikasikan hal ini kepada publik yang gelisah -dan itu bisa dipahami- dalam beberapa minggu terakhir di mana Taliban telah mengambil alih distrik?" tanya pejabat itu.

"Karena reorientasi ini akan membuat, setidaknya dalam jangka pendek, Taliban mengisi kekosongan yang kita tinggalkan."

Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, mengatakan strategi itu akan mencakup "penyerahan pusat-pusat distrik" untuk melindungi pusat-pusat populasi yang lebih besar, seperti ibu kota Kabul.

Baca Juga: Spoiler Buku Harian Seorang Istri 23 Juli 2021: Duh, Kandungan Nana Bermasalah Lagi dan Tak Tertolong

Dia mengatakan Taliban tampaknya memiliki "momentum strategis."

"Ada kemungkinan Taliban mengambil alih secara penuh atau kemungkinan sejumlah skenario lain," kata Milley pada konferensi pers yang dikutip galajabar dari Anyara

 Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie, pemimpin Komando Pusat AS yang mengawasi pasukan AS di Afghanistan dan mendukung pasukan setempat, mengatakan Afghanistan tahu bahwa mereka harus memilih pertempuran mereka.

Baca Juga: Natalius Pigai: Kematian Akibat Covid-19 Adalah Pelanggaran HAM Karena Kelalaian Kepala Negara

"Anda tidak dapat mempertahankan segalanya. Jika Anda bertahan di mana-mana, Anda tidak bertahan di mana pun. Jadi saya pikir Afghanistan menyadari mereka perlu berkonsolidasi," kata McKenzie, tanpa memberikan rincian.

Dia mencatat kekhawatiran AS selama bertahun-tahun tentang bagaimana pasukan Afghanistan menjaga pos pemeriksaan, termasuk di daerah terpencil atau daerah yang memiliki nilai strategis kecil.

"Jadi, saya pikir mereka sedang dalam proses untuk mengakui bahwa Anda harus mundur, Anda harus berkonsolidasi, Anda harus mempertahankan area yang benar-benar kritis," kata McKenzie.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 23 Juli 2021: Al dan Andin Skakmat, Nino Berhasil Test DNA ReynaBerkat Pengacara

Kementerian pertahanan Afghanistan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Perebutan teritorial yang cepat oleh Taliban menggetarkan warga Afghanistan, tepat di saat Amerika Serikat menarik diri dari perang melawan Taliban.

Biden telah berjanji untuk memberikan bantuan keuangan kepada pasukan Afghanistan dan melipatgandakan upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang terhenti.

Namun Taliban belum menanggapi seruan dari 15 misi diplomatik dan perwakilan NATO di Afghanistan pada Senin untuk menghentikan serangan militer mereka.

Baca Juga: Bangga dengan Presiden, Tagar #KitaPercayaJokowi Bergema, Warganet Dukung Jokowi Atasi Covid-19

Para pemberontak dan pemerintah Afghanistan juga gagal menyepakati gencatan senjata dalam pembicaraan di Doha pekan ini.

Para pejabat militer AS meyakini Taliban berusaha untuk mengakhiri perang dengan kemenangan di medan perang, bukan di meja perundingan.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah