GALAJABAR - Kantor berita Rusia RIA melaporkan warga sipil diizinkan meninggalkan Kota Mariupol, Ukraina, selama lima jam pada Sabtu pukul 12 hingga 17 waktu Moskow (16-21 WIB)
Pasukan Rusia telah mengepung kota pelabuhan di tepi Laut Azov itu. Mereka akan menghentikan serangan dan mengizinkan warga sipil untuk melintas.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko meminta bantuan militer karena kota itu kehabisan air minum, listrik dan bahan bakar untuk pemanas, sementara persediaan makanan juga mulai menipis.
Baca Juga: Legenda Sepak Bola Belanda dan AC Milan, Clarence Seedorf Menjadi Mualaf
Dia juga meminta adanya "koridor kemanusiaan" agar dapat mengevakuasi 400.000 penduduk setelah kota itu dibombardir oleh pasukan Rusia selama lima hari.
"Kami benar-benar sedang dihancurkan," kata Boychenko dalam siaran televisi.
Dia menggambarkan serangan Rusia sebagai aksi tak pandang bulu karena menyerang kawasan permukiman dan rumah sakit.
Baca Juga: Persib vs Persiraja, Robert Siap Turunkan 7 Pemain Inti yang Berpotensi Dapat Kartu Kuning
"Mereka ingin melenyapkan Mariupol dan penduduk Mariupol dari muka bumi," ucapnya dikutip Galajabar dari Antara.
Rusia telah mengatakan bahwa aksi militernya tidak dirancang untuk menduduki Ukraina tapi menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya itu dan menangkap orang-orang "nasionalis berbahaya". Moskow membantah membidik warga sipil.