GALAJABAR - Ketegangan terus meningkat antara Israel dengan Palestina buntut dari tindakan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Jumat pekan lalu. Perbuatan Israel ini mendapat kritikan keras dari Yordania.
Israel menembak jatuh sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza pada hari Senin, kata militer negara itu. Ini merupakan serangan pertama dalam beberapa bulan ketika ketegangan di tempat suci Yerusalem memicu retorika pro-Palestina.
Tidak ada laporan segera mengenai korban atau kerusakan pada hari Senin dan tidak ada kelompok Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas roket tersebut, yang menurut Israel ditembak jatuh oleh pencegat Iron Dome-nya.
Dilansir dari Aljazeera, Hamas, kelompok Palestina yang mengelola daerah kantong pantai, telah memperingatkan bahwa setiap insiden di kompleks Masjid Al-Aqsa akan menjadi "garis merah" setelah pasukan Israel menyerbu situs di Yerusalem Timur beberapa kali dalam beberapa hari terakhir, menangkap ratusan warga Palestina, dan meninggalkan puluhan terluka.
Baca Juga: Anak-Anak Boleh Mudik Tanpa Test PSCR dan Antigen, Asalkan Sudah Vaksin 2 Kali, Begini Kata Menkes
Warga Palestina menuduh Israel melanggar batas di Al-Aqsa selama Bulan Suci Ramadhan. Israel mengatakan pengunjuk rasa Palestina berusaha untuk mengganggu doa Muslim untuk tujuan politik dan untuk mencegah kunjungan orang Yahudi, yang merayakan Paskah.
Tidak ada faksi Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran itu, yang menyusul peringatan oleh kelompok Islam Hamas, tentang pembalasan atas tindakan Israel di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Situs ini dihormati oleh Muslim dan Yahudi. Polisi Israel telah mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa anggota dari semua agama dapat merayakan liburan dengan aman.
Sebelum serangan roket, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Hamas melancarkan "kampanye pelecehan liar" terhadap Israel.