GALAJABAR - Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia, yakin dirinya telah diracun pada Agustus lalu dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow. Demikian dikatakan dalam sebuah wawancara Ahad ketika dia mengingat momen yang telah terjadi.
"Saya berkata kepada pramugari, dan saya agak mengejutkannya dengan pernyataan, 'Saya diracun dan saya akan mati,'" katanya kepada koresponden "60 Minutes" CBS, Lesley Stahl, seperti dikutip galajabar dari Fox News, Senin, 19 Oktober 2020.
Pesawat kemuadian melakukan pendaratan darurat di Siberia. Navalny dirawat di rumah sakit selama dua hari sampai pemerintah Rusia mengizinkannya pergi ke rumah sakit Berlin. Dia menghabiskan 32 hari di rumah sakit --24 ari di antaranya dalam perawatan intensif-- sebelum dokter mengizinkannya pulang.
Baca Juga: Belajar dari UU Cipta Kerja, Presiden: Komunikasi Publik tentang Vaksin Covid-19 Harus Baik
Navalny mengatakan, timnya di Siberia telah menggeledah kamar hotelnya. Di sana mereka menemukan racun saraf, yang disebut Novichok, pada botol dari hotel.