Laporan toksikologi dari laboratorium di Prancis dan Swedia mengonfirmasi temuan laboratorium militer Jerman bahwa Navalny diracuni oleh Novichok kelas militer, yang diyakini sepuluh kali lebih kuat daripada gas sarin.
Navalny, salah satu pengkritik Putin yang paling keras, menuduh dinas intelijen Rusia, dan presiden sendiri, meracuninya dengan racun saraf, yang telah dikaitkan dengan serangan lain yang dicurigai pejabat Barat dilakukan oleh agen-agen di negara itu.
Baca Juga: Buntut Serangan terhadap Guru, Prancis Akan Usir 231 Orang Asing yang Ada Dalam Daftar Pantauan
"(Ada) operasi besar-besaran untuk menutup-nutupi," kata Navalny kepada Stahl. "Sejauh ini tidak ada investigasi kriminal. Kalau Putin tidak bertanggung jawab, mengapa tidak ada investigasi?"
"Saya tidak menduga-duga. Saya yakin dia bertanggung jawab," lanjutnya.
Juru Bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyatakan tuduhan itu sama sekali tidak berdasar dan tidak bisa diterima.
Baca Juga: Akibat Covid-19, Angka Pengangguran di Indonesia Bertambah 2,3 Juta Orang
Navalny, bagaimanapun, mengatakan, Rusia "menyangkal segalanya" karena itu berarti mereka masih memiliki gas saraf.
Pada hari Senin, Uni Eropa setuju untuk menjatuhkan sanksi terhadap pejabat Rusia atas insiden tersebut. Demikian dilaporkan New York Post.