Atasi Persoalan Kekurangan Air Baku, PDAM Kota Bandung dan PJT 2 Menjalin Kerja Sama

1 Desember 2020, 18:39 WIB
Wali Kota Bandung Oded M. Danial saat berada di PDAM Kota Bandung, Selasa 1 Desember 2020. /Yeni Siti Apriani/

GALAJABAR - Penuhi kebutuhan air baku, PDAM Tirtawening Kota Bandung melakukan penandatangan MoU (kesepahaman) dengan Perum (Perusahaan Umum) Jasa Tirta 2, di Jln. Badaksinga, Selasa 1 Desember 2020.

Kesepahaman ini akan ditindaklanjuti oleh konsorsium antara anak perusahan PJT2 yaitu PJT Luhur dan Ranhill Bumi Persada beserta partner lainnya.

Baca Juga: Wagub Jabar Minta Santri Kuasai Teknologi Digital

"Hari ini (kemarin, red), kita adakan penandatanganan MoU
antara PDAM dengan Perum PJT 2 dalam rangka kerja sama pengadaan air curah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Kota
Bandung dalam urusan air dari dulu punya persoalan. Dan persoalan krusial adalah ketersediaan air baku," ujar Wali Kota
Bandung Oded M. Danial usai penandatanganan MoU di Kantor
PDAM Kota Bandung, Jln. Badaksinga.

Ditegaskannya, rencana kerja sama PDAm dan PJT 2 berkenaan dengan pengadaan air curah. Diharapkan, kerja sama ini berhasil sehingga persoalan air PDAM bisa teratasi.

Saat sambutan, Oded pun mengatakan dirinya sangat risau ketika mendapatkan banyak SMS atau WA dari masyarakat terkait pelayanan air PDAM.

Baca Juga: RSUD Cibabat Over Kapasitas, Berencana Tambah Tempat Tidur khusus Pasien Covid-19

"Walau pun jaringan PDAM sampai
ke rumah, tapi di Kota Bandung ini masih jam-jaman. Kenapa? Karena hanya beberapa jam dapat giliran air (distribusi air, red)," ujarnya.

"Alhamdulillah ketika saya kedatangan temen-teman dari PJT 2 untuk silaturahmi dan menyampaikan ada keinginannya
untuk kerja sama dalam pengadaan air curah, tentu saya secara pribadi dan kedinasan sangat mendukung," ungkapnya.


Sementara Dirut PDAM Kota Banung, Sonny Salimi mengakui pihaknya masih kekurangan aie baku. Sesuai proyeksi kebutuhan air minum per 2021, PDAM masih membutuhkan
kapasitas sebesar 3500 liter/detik untuk bisa melayanai 100 persen penduduk Kota Bandung.

Baca Juga: KPK Amankan Dokumen Ekspor Benih Lobster dari Kantor PT ACK
'Total kebutuhan air per 2021 adalah 6000 liter/detik. Sekarang ini baru mampu 2500 liter/detik, ini baru bicara dometsik belum
bicara industri pariwisata dan industri lainnya," tandasnya.

Disinggung soal nilai investasi, Sonny mengatakan, saat ini sedang dilakukan studi atau kajian.

"Paling penting, pesan dari
kerja sama ini masyarakat Kota Bandung harus paham dan mampu bahwa Kota Bandung cari air sampai ke Saguling..Tentunya
Saguling ada di bawah Kota Bandung, perlu pompa maka tarifnya
harus menyesuaikan," terangnya.

Baca Juga: Postingan Gegabah Cavani Berbuntut Panjang

Di tempat yang sama, Dirut PJT 2 Imam Santoso mengatakan pada awal Tahun 2021 akan dilakukan feasibilty studi atauuji
kelayakan selama 6 hingga 7 bulan.

"Setelah enam bulan, kita lihat layak atau tidak, semoga layak. Setelah dinyatakan layak
di akhir tahun 2021 dilakukan pelelangan kontruksi," ungkapnya.

Untuk pembangunan fisik, lanjutnya, akan dilaksanakan tahun 2022 selama kurang lebih satu tahun.

Baca Juga: Selama Isolasi, Anies Jalankan Tugas dan Pertemuan Secara Virtual

"Nanti air diambil dari Jurug Jompong (Margaasih Kabupaten Bandung) jaraknya 15-16 kilometer. Kita harapkan tahun 2023, temen-temen PDAM bisa
mengalirkan ke masyarakat," tukasnya.

Terkiat kapasitas air yang diambil dari Curug Jompong ini sebesar 3500 liter/detik, sehingga diharapkan bisa memenuhi
kebutuhan pelayanan 100 persen PDAM.

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler