Tahun Ini 3.551 Balita di Kota Cimahi Alami Stunting, Kepala Seksi Kesehatan: Perhatikan 1.000 Hari Pertama

5 September 2021, 16:39 WIB
Ilustrasi bayi. /Pexels/Rene Asmussen.

GALAJABAR - Angka kelahiran di Kota Cimahi hingga Juli 2021 tercatat sebanyak 5.909 anak. Jumlah tersebut sudah mencapai setengahnya, dari jumlah total kelahiran tahun lalu sekitar 10 ribu lebih.

Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Indah Gilang Indira mengatakan, anak yang baru lahir tersebut harus lebih diperhatikan tumbuh kembangnya. Khususnya kondisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), setelah kelahiran.

"Ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati, sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya," ujar Indah, Ahad, 5 September 2021.

Baca Juga: Hadirkan Saipul Jamil Demi Rating, Ernest Prakasa Sebut Hati Nurani Petinggi Stasiun TV Telah Mati!

Menurutnya, masa periode emas itu akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya. Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan buah hati.

Indah menjelaskan, pemantauan tumbuh kembang anak pada periode 1.000 HPK sangat penting. Sehingga jika terjadi kelainan pada buah hati, bisa langsung dilakukan intervensi. Sebab salah satu kasus yang dikhawatirkan pada periode tersebut adalah stunting atau kondisi tubuh lebih pendek dari anak seusianya.

"Kalau sudah lahir harus dipantau tumbuh kembangnya. Kalau ada keanehan harus diintervensi. Jadi 1.000 pertama hari kelahiran harus benar-benar dipantau," bebernya.

Baca Juga: 6 Aktris Korea dengan Bayaran Termahal, Ratu Cinlok Song Hye Kyo Peringkat 3, Posisi Puncak?

Selain tumbuh kembang saat sudah lahiran, lanjut Indah, ketika anak masih berada dalam kandungan pun harus tetap dipantau. Sebab, potensi stunting bisa saja terjadi jika tumbuh kembangnya tidak diperhatikan.

Indah mengungkapkan, jumlah anak balita yang mengalami stunting tahun ini tercatat sudah ada 3.551 atau 11,05 persen dari total 32.265 balita se-Kota Cimahi.

Dijelaskannya, cara termudah untuk memantau tumbuh kembang anak saat hamil maupun sesudah kelahiran, ibu harus mengikuti pedoman yang sudah tercantum dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Selain tentunya mendatangi fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Melalui Aksi Virtual, Serikat Pekerja Bersikukuh Tetap Menolak UU Cipta Kerja

"Disarankan ke ibu-ibu baca buku KIA untuk perkembangan tumbuh anaknya. Pedomannya dari sana," sebutnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako mengatakan, gagal tumbuh hingga menyebabkan stunting pada balita dikarenakan asupan gizi yang tidak maksimal, anemia pada ibu hingga memiliki komorbid seperti TBC.

"Sebelum ibu mengandung suka anemia, terus ada penyakit penyerta misalnya TBC kronis. Tapi Kebanyakan anemia dan asupan gizi," beber Dikke.

Baca Juga: Survei CISA: Mayoritas Tidak Puas dengan Kinerja Jokowi, Menteri PUPR Dinilai Bekerja Optimal

Kondisi ibu saat mengandung nantinya akan berpengaruh pada anak saat dilahirkan. "Pas lahir itu biasanya berat lahirnya rendah. Jadi harus diberi asupan gizi yang baik," ujarnya.

Maka agar anak tidak terlahir stunting, pencegahan harus dilakukan sejak ibu mengandung. Dari mulai asupan gizi yang baik dan minimal memeriksakan minimal empat kali ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya selama masa kehamilan.

"Saat mengandung harus diperiksakan kehamilannya minimal empat kali selama mengandung," imbuh Dikke. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler