MENCENGANGKAN! Dikeruk Seminggu, Sedimentasi Drainase di Depan Pasar Panorama Lembang Setara 70 Truk

18 Oktober 2021, 17:41 WIB
Kepala Dinas PUPR KBB Rachmat Adang Safaat memimpin pengerukan drainase depan Pasar Panorama Lembang, Senin (18/10/2021). /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Sedimentasi yang dikeruk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari drainase wilayah Kota Lembang selama sepekan jumlahnya mencengangkan, setara 70 truk.

"Pengerukan sedimentasi drainase di Kota Lembang merupakan upaya pemerintah daerah untuk meminimalisir banjir yang kerap terjadi selama musim hujan. Terutama yang ada di sekitar depan Pasar Panorama Lembang," kata Kepala Dinas PUPR KBB Rachmat Adang Safaat di Lembang, Senin 18 Oktober 2021.

Akar permasalahan banjir di Lembang, lanjut Adang, sangat kompleks. Sslah satunya sampah yang dibuang warga ke dalam saluran drainase jumlahnya sangat banyak sehingga menyumbat aliran air.

Baca Juga: Jokowi Akui Tegang Saat Saksikan Final Thomas Cup:  Setelah 19 Tahun Lamanya, Indonesia Juara! 

"Persoalan sampah ini menjadi sumber pemicu terjadinya banjir. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat maupun pedagang agar tidak membuang sampah ke dalam drainase. Dengan adanya kepedulian dari masyarakat, Insya Allah banjir dapat diminimalisir," ujarnya.

Selain sampah, faktor pemicu banjir lainnya di sekitar depan Pasar Panorama adanya saluran drainase yang tersumbat. Untuk membersihkan drainase dari sedemintasi dikerahkan satu unit alat berat.

"Bahkan kami mendapat informasi, bahwa ada saluran yang tertutup menjadi pertokoan. Ini sedang kami telusuri, karena terus menerus dikerukpun hasilnya tidak akan optimal, sehingga faktor penyumbatnya harus dibongkar," tandasnya.

Baca Juga: Beredar Rumor Pemain Hometown Cha-Cha-Cha Minta Mantan Kekasihnya Aborsi, Nama Kim Seon Ho Jadi Perbincangan!

Lebih jauh diungkapkannya, pengerukan drainase juga menjadi instruksi Plt. Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan.

Bukan hanya drainase di seputar Kota Lembang, fokus pengerukan juga diarahkan di Ciwaruga dan Cisarua.

Di tempat yang sama, Kabid Jalan dan Jembatan pada Dinas PUPR KBB Aan Sopian menambahkan, rata-rata sedimentasi yang dikeruk sekitar 24 truk per hari.

Baca Juga: Jangan Sampai Jumawa! Usai Thomas-Uber Cup, Indonesia Kembali Bertanding di Denmark Open, Berikut Jadwalnya

"Hampir 90 persennya sampah, hanya sedikit lumpurnya. Tadinya kami buang ke lokasi penampungan di daerah Jayagiri Lembang, namun karena banyak sampahnya diprotes warga setempat. Sekarang dibuangnya ke daerah Cisarua," kata Aan.

Sebenarnya, lanjut Aan, drainase yang ada masih bisa menampung air hujan. Memiliki lebar 80 cm dengan kedalaman 1,5 meter.

"Tapi dari kedalaman 1,5 meter ada yang tertutup sedimentasi hingga menyisakan sekitar 10 cm," ungkapnya.

Baca Juga: Cegah Tragedi Sungai Cileueur Terulang, BPBD Jabar Susun Panduan Keselamatan Kegiatan Alam Terbuka

Ketua Forum Peduli Bandung Utara (Forbat) Suherman mengatakan, pokok persoalan banjir di Kota Lembang disebabkan daya dukung dan daya tampung drainase sudah tidak seimbang lagi.

"Air yang masuk ke Kota Lembang salah satunya berasal dari Jayagiri. Ironisnya ruang terbuka hijau di sana sudah berubah fungsi menjadi perumahan.

"Otomatis daerah tangkapan airnya berkurang, sehingga air mengalir deras ke bawah. Tak mampu lagi tertampung drainase, menyebabkan air meluap ke jalan," kata Suherman.

Baca Juga: Tok! Greysia Polii Bakal Pensiun Dalam Waktu Dekat, Uber Cup Jadi Laga Terakhirnya?

Menurutnya, diusianya yang kini hampir mendekati 60 tahun belum pernah melihat ada pengerjaan pelebaran maupun lebih memperdalam drainase.

"Harusnya ada penyesuaian ukuran drainase, disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Penanganannya pun tidak bisa secara parsial tapi harus komprehensif. Provinsi juga harus turun tangan, mengingat status jalan Panorama milik Pemprov Jabar," tandasnya.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler