Menjelang Ramadhan, Permintaan Telur, Beras dan Gula Pasir di KBB Mengalami Peningkatan

26 Maret 2022, 13:27 WIB
Tiga komoditas diprediksi akan mengalami lonjalan permintaan pada Ramadhan nanti. /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Mendekati Bulan Suci Ramadhan permintaan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai mengalami peningkatan.

Tiga komoditas seperti gula pasir, telur, dan beras diprediksi semakin mendekati Ramadhan akan mengalami lonjakan permintaan.

Kepala UPTD Pasar Wilayah 1 pada Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB Mulyadi tak memungkiri dengan meningkatnya permintaan konsumen berdampak pada naiknya harga sejumlah komoditas.

Baca Juga: Kemdikbud Posting Soal Pawang Hujan dan Rara, Ustadz Felix Siauw: Klenik Kok Dianggap Pendidikan

Ia mengungkapkan, harga kebutuhan pokok di lima pasar tradisional cenderung masih stabil. Misalnya gula putih Rp14.000 per kilogram, daging sapi Rp130.000 per kilogram, daging ayam Rp24.000 per kilogram.

"Sekarang harga-harga sudah mulai naik, walaupun masih sedikit-sedikit. Tapi untuk ketersediaan komoditas tetap aman," kata Mulyadi, Sabtu 25 Maret 2022.

Khusus minyak goreng curah, diakuinya
hingga saat ini masih terbatas. Disperindag KBB telah berkoordinasi dengan provinsi agar secepatnya bisa mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Anak Pengepul Selesaikan Pendidikannya di Unisba, Ditinggal Ayah sebelum Wisuda, Berharap S2 di Malaysia 

"Memang untuk minyak curah masih terbatas, kalau untuk minyak kemasan banyak. Hanya memang harganya dirasa mahal oleh masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, mahalnya minyak goreng kemasan membuat warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) beralih ke minyak goreng curah.

Namun bersamaan dengan meningkatnya permintaan minyak goreng curah, malah stok di pedagang pasar tradisional terus berkurang.

Baca Juga: Gagal Raih Gelar Juara Liga 1, Persib Tetap Berhak Main di AFC Cup karena Jadi Runner-Up

Sejumlah pedagang sembako mengaku kekurangan stok minyak goreng curah lantaran tidak adanya pasokan dari distributor maupun agen.

"Sejak seminggu lalu pasokan minyak goreng curah sudah dibatasi. Padahal permintaan sedang meningkat lantaran banyak konsumen yang biasa menggunakan minyak kemasan beralih menggunakan minyak goreng curah," kata Samsi (27) salah seorang pedagang sembako di Pasar Panorama Lembang.

Ia mengungkapkan pedagang kini hanya mendapat jatah 50 kilogram minyak curah. Hanya dalam beberapa hari sudah habis terjual.

Baca Juga: GeoDipa Salurkan Bantuan Penunjang Kegiatan Belajar Melalui Program Beasiswa Inspiratif

Sebaliknya, minyak goreng kemasan cukup melimpah di pasar tetapi harganya lebih mahal.

"Sekarang keadaannya terbalik, minyak curah langka. Asalnya, minyak kemasan yang langka. Minyak kemasan jadi kurang laku, harganya terlalu mahal," ujarnya.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler