Ketika Satuan Polisi Pamong Praja Jumatan, Wisatawan Nekat Terobos Alun-Alun Kota Bandung

30 Oktober 2020, 22:19 WIB
SUASANA kawasan Taman Alun-alun Bandung saat ditutup./*ARMIN ABDUL JABBAR/PR /ARMIN ABDUL JABBAR/PR/

 

GALAJABAR - Sebuah video yang memperlihatkan wisatawan nekat menerobos masuk Taman Alun-alun Bandung, Jumat, 30 Oktober 2020, menjadi viral. Berdasarkan keterangan Satpol PP Kota Bandung, video viral di akun media sosial PRFM tersebut terjadi saat para petugas sedang melaksanakan ibadah salat Jumat.

Seperti diketahui, Taman Alun-Alun Bandung hingga saat ini belum dibuka untuk publik. Pemkot Bandung menutup taman tersebut sejak awal pandemi Covid-19.

Menurut Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kota Bandung, Taspen Effendi, setelah para petugas menyelesaikan ibadah salat Jumat, wisatawan yang terlihat dalam video masih mengenakan alas kaki di Taman Alun-Alun Bandung itu langsung dibubarkan.

Baca Juga: Rumah Warga di Sukabumi Porak Poranda Diterjang Puting Beliung

"Kebetulan kita tadi para anggota jumatan, kebetulan para Mojang hari ini libur, jadi tadi dimanfaatkan situasi seperti itu masyarakat yang masuk ke area Alun-Alun. Dengan adanya itu, setelah jumatan apalagi setelah dapat informasi langsung kita imbau,” ungkapnya dikutip dari PRFM, Jumat.

Ia pun menyayangkan aksi para wisatawan tersebut. Pasalnya, Satpol PP telah memasang pembatas dan penghalang agar tidak ada yang beraktivitas di taman yang terletak di pusat Kota Bandung itu.

“Sangat disayangkan, karena seputaran Alun-Alun sudah kita pagar. Kita kasih penghalang tapi nyatanya mereka menerobos. Apalagi setelah dapat laporan itu mereka banyak yang alas kakinya tidak dilepas karena ketidaktahuan,” jelas Taspen.

Baca Juga: Jelang Manchester United vs Arsenal, Jammie Redknapp: Pogba Harus Lakukan Tugasnya

Taspen menambahkan, para wisatawan yang memaksa masuk ke Taman Alun-Alun Bandung itu diketahui berasal dari luar Kota Bandung. "Banyak orang-orang luar kota Bandung yang datang ke Kota Bandung dan memasuki area Alun-Alun,” ungkapnya.

Di samping itu, tegas Taspen, Saptol PP telah menempatkan anggota di sekitar pusat Kota Bandung untuk meminimalisasi adanya keramaian. "Alun-Alun itu kan sudah kita plotting, baik di taman Alun-Alun, Jalan Dewi Sartika, maupun di Jalan Dalem Kaum. Kelihatannya mereka memanfaatkan waktu anggota,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Ahmad Nugraha menilai ketegasan aparat adalah kunci kesuksesan sebuah aturan yang diterapkan. Sehingga, masyarakat dapat mengerti dan memahami apa yang tidak seharusnya dilakukan.

Baca Juga: Jelang Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, Inilah Antisipasi Polda Metro Jaya

Terlebih, tambahnya, Kota Bandung kerap kali menjadi tujuan para wisatawan untuk menghabiskan waktu libur. Sehingga bagaimanapun, ketegasan mutlak dilakukan.

“Kerumunan itu saya kira kalau kita berikan ketegasan, pengawasan yang kuat di mana tempat itu berkerumun, kita memberikan penekanan pada mereka bahwa hal ini tidak boleh dilakukan,” ungkapnya.

I pun menyayangkan wisatawan yang tak mengindahkan aturan soal larangan berkerumun. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, protokol kesehatan perlu diterapkan.

Baca Juga: Status Siaga Gunung Sinabung, Pengamat: Masyarakat Harus Jauhi Zona Merah

“Bukan berarti new normal itu masyarakat bebas dari menjaga protokol kesehatan. Pemerintah harus serta merta melakukan ketegasan. Misalnya di Alun-Alun, kalau  ditutup itu yang mananya, gimana tidak berkerumun kalau satu tempat ditutup, tetapi satu tempat lainnya dibuka,” ujar Ahmad. (Penulis: Yeni Siti Apriani)**

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler