GALAJABAR - Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda (Tahura Djuanda) Bandung masih banyak diminati oleh wisatawan. Terbukti, selama masa pandemi ini pengelola membatasi kunjungan sebanyak 350 orang per hari dan selalu penuh selama liburan ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Tahura Djuanda, Lianda Lubis, Jumat, 30 Oktober 2020. Menurutnya, warga masih banyak yang mendatangi Tahura. Sebelum datang, wisatawan memang diwajibkan mendaftar dahulu secara online melalui website tahuradjuanda.jabarprov.go.id.
"Hari ini enggak seramai kemarin, tapi tetap cukup ramai dibandingkan hari libur biasa. Jumlah per harinya flat 350 wisatawan tapi kalau dilihat orang yang berlalu lalang di Jalan Pakar itu hampir 200 persen meningkatnya," ujarnya dikutip dari PRFM.
Baca Juga: Libur Maulid Nabi Muhammad SAW, 2.000 Kendaraan Masuk Kawasan Wisata Lembang
Meski sekarang sudah memasuki musim hujan, tapi ternyata cuaca ini membuat Tahura Djuanda semakin cantik. Pasalnya, kata Lianda, kawasan Tahura terkadang diselimuti kabut yang cocok sekali dijadikan spot foto.
"Tapi sekarang lagi bagus-bagusnya karena hutan tertutupi kabut, jadi wisata instagramable banget," tambahnya.
Kendati demikian, wisatawan yang hendak berkunjung disarankan datang sebelum pukul 13.00 WIB. Sebab, biasanya saat siang menjelang sore hujan mulai turun.
Baca Juga: Rumah Warga di Sukabumi Porak Poranda Diterjang Puting Beliung
"Cuaca Tahura biasanya jam satu siang ke sore udah mendung, malah hujan kadang setelah zuhur, jadi kalau mau fresh itu sebelum zuhur," imbuhnya.
Mengenai fasilitas Tahura, Lianda menuturkan, bulan November depan ada fasilitas baru bernama 'Cultural Space', untuk membuat pengunjung lebih nyaman duduk-duduk dan mengobrol di Tahura.
Harga tiketnya masih sama, tidak mengalami kenaikan, yaitu Rp12.000 per orang, sudah termasuk asuransi.
Baca Juga: Jelang Manchester United vs Arsenal, Jammie Redknapp: Pogba Harus Lakukan Tugasnya
Selama masa liburan ini, wisatawan yang datang masih merupakan wisatawan lokal Bandung dan sekitarnya, meski ada juga beberapa yang datang dari luar kota.
"Dari Jakarta mungkin ada satu dua, kalau dilihat dari pelat mobil banyaknya masih Jawa Barat, malah masih wisatawan lokal," ungkapnya. (Penulis: Yeni Siti Apriani)**