Demi Selamatkan Usaha, Perajin Tahu Terpaksa Naikan Harga

- 27 Desember 2020, 12:50 WIB
Seorang perajin tahu di Kampung Cipelem, RT 3/RW 8, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Fotio diambil beberapa waktu lalu.
Seorang perajin tahu di Kampung Cipelem, RT 3/RW 8, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Fotio diambil beberapa waktu lalu. /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan, perajin tahu di sejumlah tempat di Bandung Raya sudah dihadapkan lagi pada persoalan naiknya kacang kedelai.

Seperti diketahui kacang kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu. Namun sejak beberapa minggu terakhir harga kedelai terus merangkak naik.

Sebelumnya harga kedelai Rp 7000 per kilogram namun sekarang sudah mencapai Rp 9000 per kilogram. Kenaikan harga kedelai semakin memukul perajin tahu juga tempe yang masih terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Di China Jangan Bermimpi Punya Anak Tujuh, Kalau Tidak Ingin Kena Denda Rp 1,5 Miliar

"Di sentra perajin tahu Cibuntu, Kota Bandung sudah banyak yang gulung tikar atau menghentikan produksinya. Kebanyakan yang paling terdampak adalah perajin kecil," kata Iyus (39) pedagang tahu keliling di Bandung, Minggu 27 Desember 2020.

Perajin tahu Cibuntu yang sekarang masih bertahan, lanjut Iyus terpaksa harus menaikkan harga jualnya. Otomatis harga yang dijual pengecer ikut naik.

"Biasanya saya menjual Rp 500 per buah, sekarang menjadi Rp 600 per buah. Naiknya hanya Rp 100 per buah. Meski naik Rp 100 tapi masih ada saja pembeli yang protes," ujar Iyus sambil tersenyum.

Baca Juga: Neverland Ranch Dijual ke Miliader Ron Burkle

Kenaikan harga jual tahu dan tempe sudah disepakati perajin se-Indonesia yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Ketua Umum Gakoptindo A. Syarifuddin menerangkan, harga tempe dan tahu dinaikkan sekitar 10 sampai 20 persen. Kenaikan itu berdasarkan usulan, desakan dan permintaan dari anggota perajin tahu dan tempe di berbagai wilayah Indonesia.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah