Kampung Duren di Desa Dukuh Kecamatan Ibun Optimalisasi Menuju Pengembangan Desa Wisata 

- 22 April 2021, 14:53 WIB
Anggota DPR RI H. Anang Susanto saat meninjau kampung duren di Desa Dukuh Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Kamis (22/4/2021).
Anggota DPR RI H. Anang Susanto saat meninjau kampung duren di Desa Dukuh Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Kamis (22/4/2021). /Engkos Kosasih/GM/
 
GALAJABAR - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, H. Anang Susanto turut memberikan dukungan untuk pengembangan kampung duren menuju optimalisasi desa wisata di Desa Dukuh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.
 
Bentuk dukungan anggota legislatif ini lahir setelah meninjau kampung duren di lahan seluas 100 tumbak dengan jumlah pohon produksi mencapai 55 pohon. Saat kunjungan, Anang Susanto didampingi Camat Ibun Adjat Sudradjat, Kepala Desa Dukuh Yanto Erawanto, dan berbagai pihak. 
 
Beberapa pihak saat ini sedang mengembangkan tanaman durian pada lahan seluas 10 hektare untuk menuju optimalisasi pengembangan desa wisata kampung duren. Desa Dukuh merupakan satu-satunya desa yang sudah berhasil mengembangkan produksi durian dengan keuntungan ekonomi mencapai ratusan juta rupiah dari 55 pohon setiap tahunnya. 
 
 
H. Anang Susanto berharap Kepala Desa Dukuh Yanto Erawanto untuk memikirkan akses jalan menuju kampung duren tersebut.
 
"Usulkan ke pusat untuk anggarannya," kata Anang saat berkomunikasi dengan Kepala Desa Dukuh.
 
Menurutnya, dengan adanya usulan anggaran ke pusat, artinya menggunakan APBN. Meski demikian, untuk pemanfaatan dana APBN tidak bisa leluasa digunakan untuk pembangunan di desa karena ada dana APBD.
 
 
"APBN bisa digunakan untuk pembangunan di desa jika pembangunan itu masuk program nasional. Pembangunan di desa itu menjadi program nasional atau target nasional. Selain itu, masuk menjadi desa wisata karena desa wisata kerannya dibuka di pusat dan tak bisa dihalangi provinsi dan kabupaten," ungkapnya. 
 
Ia menilai APBD Kabupaten Bandung untuk pengembangan desa wisata terbatas. Salah satu cara untuk merealisasikan atau mendapatkan anggaran APBN, sebuah kegiatan pembangunan harus menjadi program pusat. 
 
"Tak sulit mengusulkan anggaran pariwisata ke pusat, yang penting desa memiliki aset desa dan ada masukan untuk kas desa," katanya. 
 
 
Anang menilai pengembangan kampung duren sangat menguntungkan bagi masyarakat. Produksi durian bisa menyejahterakan petani, sehingga tidak bergantung pada pihak lain. Pengembangan durian itu bisa mencontoh Thailand, yang setiap saat selalu ada produksi durian karena pengaruh pemeliharaan yang mendongkrak produktivitas durian. 
 
Untuk itu, ia mendorong perangkat desa maupun kecamatan untuk mengajukan proposal desa wisata ke pemerintah pusat untuk mendapatkan APBN, di antaranya dalam pengembangan pertanian durian.
 
"Dengan adanya desa wisata, saya berharap desa lebih maju," katanya. 
 
Ia pun menilai desa akan terus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sehingga diharapkan perputaran uang bisa lebih optimal di desa, khususnya dalam pengembangan UKM. 
 
 
Di tempat sama, Kepala Desa Dukuh Yanto Erawanto mengatakan, kampung duren sedang dikembangkan di lahan seluas 10 hektare di Kampung Tiisdingin, Desa Duku. Pada tahap awal pengembangan lahan untuk durian seluas 100 tumbak dengan jumlah 55 pohon durian. 
 
"Tanam durian, usia 4 tahun bisa langsung produksi," katanya.
 
Kebun durian milik Tatang warga setempat itu, kata Yanto, bisa panen setahun dua kali, dan saat ini sejumlah pohon sedang produksi. 
 
 
Produksi tanaman durian sangat bagus, karena didukung dengan kondisi alam yang sejuk dan unsur hara tanah yang subur karena bekas lahan sawah, selain pada ketinggian 850 meter di atas permukaan laut. 
 
"Sangat jomplang penghasilan dari hasil panen durian dibanding padi. Panen durian lebih menguntungkan, dan hasilnya  berbanding beberapa kali lipat dari panen padi. Sehingga banyak masyarakat yang mulai tertarik tanam durian. Awalnya, hanya lahan ini yang ditanami durian, sekarang sudah banyak warga yang tanam durian," ungkap Yanto.
 
Karena banyak warga yang menanam durian, ia mengatakan, Desa Dukuh ke depannya bisa dijuluki desa duren. Sampai saat ini, selalu banyak pesanan durian dari pihak lain. Bahkan banyak para pejabat yang penasaran mengunjungi kampung duren tersebut. 
 
 
"Bahkan ada kabar, kampung duren ini mau ditata untuk dijadikan pariwisata kampung duren. Siteplannya sudah digambar oleh pihak lain," katanya. (Penulis: Engkos Kosasih)*** 

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x