Dispangtan Kota Cimahi Temukan Cacing Hati pada 45 Sapi fan 11 Domba Kurban

- 23 Juli 2021, 17:12 WIB
Petugas Dispangtan Kota Cimahi sedang memeriksa hewan kurban yang sudah disembelih atau post mortem
Petugas Dispangtan Kota Cimahi sedang memeriksa hewan kurban yang sudah disembelih atau post mortem /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi menemukan cacing hati pada 45 ekor sapi dan 11 ekor domba, saat dilakukan pemeriksaan setelah pemotongan hewan kurban pada Hari Raya Iduladha 1442 Hijriah 
 
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, penemuan tersebut berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada Hari Raya Iduladha (Selasa, 20/7/2021) hingga Kamis (22/7/2021).
 
"Itu adalah data post mortem atau setelah hewan kurban disembelih, hasilnya masih ada ditemukan cacing hati pada hewan kurban. Yang terkena cacing hati hanya bagian hatinya saja, bukan dagingnya. Jadi dagingnya aman dikonsumsi," ujar Mita di Pemkot Cimahi Jln. Demang Hardjakusumah, Jumat  23 Juli 2021. 
 
 
Dalam pemeriksaan post mortem ini total ada 3.181 ekor hewan kurban yang diperiksa. Rinciannya sapi sebanyak 1.469 ekor, domba  1.637 ekor, dan kambing 75 ekor
 
"Dalam pemeriksaan post mortem kita menemukan cacing hati pada 45 ekor sapi, dan  11 ekor domba. Ada juga 1 ekor sapi kena radang paru, 3 ekor sapi kena cholelitiasis, 1 ekor sapi abses jantung, 1 ekor sapi kena necrosis liver, 1 ekor sapi kena infark liver, 4 ekor domba mengalami abses hati, dan 1 ekor sapi kena nodul paru," beber Mita.
 
Meski ada beberapa hewan yang terkena penyakit, namun kata Mita, masih bisa dikonsumsi.
 
 
"Masih layak konsumsi, hanya bagian yang terindikasi tidak normal sudah dibuang," sebutnya.
 
Terkait cacing hati, menurut Mita, sebenarnya cacing hati yang ada pada hati hewan bisa mati hanya dengan direbus air mendidih. 
 
"Enggak berbahaya, karena penularan cacing hati pada manusia terjadi ketika terkonsumsinya larva cacing yang terdapat di sayuran. Dan kalau direbus cacing akan mati, hanya tidak etis untuk dikonsumsi. Sehingga bagian yang ada cacing hatinya saja di afkir," ungkap Mita.
 
 
Mita menambahkan, biasanya kemunculan cacing hati pada hewan kurban disebabkan oleh pola pemeliharaan hewan yang kurang baik sebelum disembelih. 
 
"Misalnya karena peternak suka memberikan hijauan makanan ternak dalam bentuk segar secara langsung, sehingga telur-telur cacing bisa ikut termakan. Makanya dianjurkan sebelum diberikan hijauan makanan ternak harus dilayukan terlebih dahulu," terangnya.
 
Dalam pemeriksaan post mortem ini, Dispangtan Kota Cimahi menurunkan 17 orang petugas.
 
 
"Mereka langsung datang ke tempat pemotongan. Untuk teknik pemeriksaanya, pada bagian organ hewan kurban dilakukan pemeriksaan secara organoleptik dengan melihat fisik seperti warna, bau, konsistensi dan melakukan penyayatan pada hati, paru, ginjal, jantung dan daging untuk melihat adanya kelainan pada bagian dalam organ," beber Mita.
 
Mita juga menjelaskan, animo masyrakat dalam berkurban pada Iduladha tahun ini masih tinggi, meski kondisi ekonomi saat ini tengah terdampak pandemi Covid-19.
 
Hal itu bisa terlihat dari data hewan kurban  saat pemeriksaan secara menyeluruh sebelum disembelih atau ante mortem oleh petugas Dispangtan Kota Cimahi. Tahun ini sebanyak 2.038 ekor hewan kurban di lapak jualan yang diperiksa petugas. Sedangkan tahun 2020 ada sebanyak 2.090 ekor hewa kurban. 
 
 
"Kalau kita lihat, antusias masyarakat di Kota Cimahi dalam berkurban masih cukup tinggi," kata Mita.
 
Dari total hewan kurban yang diperiksa tahun ini, rinciannya ada 535 ekor sapi, sebanyak 1.492 ekor domba, dan 11 ekor kambing. Petugas pun menemukan 74 ekor sapi dan domba yang belum cukup umur, serta 32 ekor sapi yang sakit. 
 
"Jadi total hewan kurban yang kita berikan label sehat ada 1.934 ekor. Ada 526 ekor sapi, 1.397 ekor domba, dan 11 ekor kambing," terang Mita.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah