Kebutuhan Naik Selama Nataru, Disdagkoperin Kota Cimahi Jamin Stok Elpiji 3 Kilogram Aman

- 17 Desember 2021, 16:46 WIB
Tumpukan elpiji 3 kilogram
Tumpukan elpiji 3 kilogram /Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat /

GALAJABAR - Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi memastikan stok gas elpiji 3 kilogram atau yang dikenal dengan sebutan si melon, aman jelang Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

"Sejauh ini masih aman ya untuk stok elpiji 3 kilo. Tapi untuk antisipasi kita fakultatif tanggal 25 Desember sebanyak 100 persen," ungkap Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Dadan Darmawan, Jumat  17 Desember 2021.

Ia memperkirakaan permintaan elpiji 3 kg akan mengalami peningkatan menjelang Nataru. Untuk itu, pihaknya akan menambah pasokan.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Instagram Jurnalis Brasil Diserbu Netizen RI yang Ucapkan Belasungkawa: Tolong Berhenti!

"Kemungkinan akan naik ya permintaan, tapi kita fakultatif 100 persen. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir, karena stoknya cukup banyak," ujar Dadan.

Tahun ini, Kota Cimahi mendapat jatah si melon sebanyak 6.530.004 tabung, atau perbulannya mendapatkan pasokan sebanyak 544.167 tabung. Jumlah yang didapat tahun ini masih sama seperti yang diperoleh tahun lalu.

Dikatakan Dadan, meski pandemi Covid-19 mulai melandai, namun berdasarkan pemantauan belum ada peningkatan pemakaian dan permintaan si melon. Bahkan permintaan elpiji 3 kg cenderung berkurang. Hal itu diduga dipicu oleh menurunnya daya beli masyarakat, sebagai dampak mewabahnya virus corona.

Baca Juga: Netizen Tertawa Miris Soal Ernest Prakasa Sentil Pihak Soetta yang Tak Lakukan Pengecekan Swab

"Barangnya melimpah, karena tidak habis terjual. Yang tidak habis terjual itu di pengecer. Jadi ada stok terus tiap harinya. Jadi penjualannya menurun, kondisi di lapangannya seperti itu.  Kalau di agen sama pangkalan mah habis, tapi rada lambat perputarannya. Hal ini berdasarkan informasi dari Hiswana Migas," ujarnya.

Menurutnya, melimpahnya stok elpiji tersebut disebabkan oleh sejumlah kemungkinan. "Mungkin di usaha mikro yang belinya turun, karena juga daya beli masyarakatnya turun," katanya.

Sesuai Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 21 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Elpiji Tabung 3 Kilogram, gas bersubsidi itu disalurkan Pertamina melalui agen dan pangkalan.

Baca Juga: Gara-gara Omicron, Kementerian Agama Resmi Tunda Pemberangkatan Jemaah Umrah

Dalam Permen tersebut yang diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Nomor:54/Kep.96-Diskopindagtan/III/2015/2015 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Elpiji Tabung Ukuran 3 Kg, elpiji bersubsidi itu hanya boleh dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga dan usaha mikro

Kriterianya, rumah tangga miskin dengan penghasilan di bawah Rp 1,5 juta, serta pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM) yang memiliki omset Rp 50 juta dalam sebulan

Terkait harga elpiji 3 Kg, Dadan menjelaskan jika hal itu sudah terlampir, baik dalam Permen ESDM maupun dalam SK bahwa HET di tingkat agen adalah Rp 14.750 per tabung. Sementara harga di pangkalan Rp 16.600 per tabung. Meski begitu, harga di tingkat pengecer akan melebihi HET.

Baca Juga: Petani Penggarap Lahan Milik PT IP Saguling Kehilangan Mata Pencaharian, Sumber Rezekinya Diserobot

"Yang di warung (biasanya melebihi HET). Tapi harusnya sesuai HET," ucapnya.

Untuk pengawasan di lapangan terkait stok dan harga elpiji 3 kg, pihaknya berkoordinasi dengan Hiswana Migas.

"Kita koordinasi via Hiswana Migas. Hiswana melaporkan jumlah penyaluran dari agen ke pangkalan setiap bulannya. Berdasarkan laporan Hiswana  Migas, sejauh ini penyalurannya lancar Alhamdulilah. Agen-agen Cimahi di pengisian SPBE tidak ada yang outstanding. Outstanding itu ngga bisa narik, karena ngga punya tabung kosong, karena di pangkalan stoknya banyak," bebernya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah