Di Acara Sosialisasi Aplikasi Sipades, Bupati Bandung Ingatkan Kades Jangan Jual Aset Desa

- 17 Desember 2021, 18:39 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna pada kegiatan Sosialisasi Sipades di Grand Sunshine, Soreang, Jumat  17 Desember 2021
Bupati Bandung Dadang Supriatna pada kegiatan Sosialisasi Sipades di Grand Sunshine, Soreang, Jumat 17 Desember 2021 /Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Bandung/

GALAJABAR -Bupati Bandung Dadang Supriatna meminta seluruh aparatur desa untuk segera melakukan penertiban aset, melalui pemanfaatan Sistem Pengelolaan Aset Desa (Sipades).

Selain mempercepat pemberian informasi, bupati menilai, penggunaan Sipades akan mengurangi risiko kesalahan dalam penertiban aset.

“Saya pernah menjadi kepala desa, saat itu masih ada beberapa aset yang belum ditertibkan. Melalui aplikasi ini, akan lebih mempercepat pemberian informasi dari pemerintah desa (pemdes) ke pemerintah daerah (pemda),” ucap bupati di sela kegiatan Sosialisasi Sipades di Grand Sunshine, Soreang, Jumat  17 Desember 2021.

Baca Juga: Barcelona Semakin Bernafsu Datangkan Ferran Torres dari Manchester City

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu juga mengimbau agar para kepala desa (kades) tidak menjual aset desa.

“Saya tidak mau mendengar bahwa ada kepala desa yang menjual aset desa. Kalaupun mau menjual, harus melalui mekanisme sesuai dengan peraturan perundang undangan, yakni melalui musyawarah tingkat desa yang akan disampaikan ke pemda, untuk di berikan rekomendasi ke tingkat provinsi,” jelas Dadang.

Bupati yang akrab disapa Kang DS itu juga mengajak seluruh unsur pentahelix untuk ikut mengawasi penertiban aset desa.

Baca Juga: Peringatan Sepuluh Tahun Kematian Sang Ayah, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

“Unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media harus bersinergi. Hal ini sudah dilakukan di Kecamatan Cicalengka, Rancaekek, Solokanjeruk, Bojongsoang dan Majalaya,” ajak bupati.

Tak hanya dalam pengawasan aset desa, Kang DS berpendapat, kolaborasi pentahelix juga dibutuhkan dalam pembangunan daerah lainnya, seperti pada aspek lingkungan dan sosial.

“Kami sangat mengapresiasi program multipihak ini. Terbukti hampir 12 km sungai sudah di normalisasi. Kami juga berencana akan merenovasi 7.000 rutilahu (rumah tidak layak huni), namun dengan pentahelix, alhamdulillah kami bisa merenov hampir 8.500 rutilahu,” terangnya.

Baca Juga: Ernest Prakasa 'Ontrog' Pihak Pengelola Bandara Soekarno Hatta yang Tak Lakukan Pengecekan Swab: Ngapain Swab

Bupati juga menekankan seluruh pemdes untuk membangun lima unit rutilahu. Ia menuturkan, terdapat beberapa kategori bantuan rutilahu, mulai dari berat, sedang hingga ringan.

Untuk kategori berat, dianggarkan pada program pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sementara kategori sedang, menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) seperti Bjb dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan kategori ringan dan yang lainnya dianggarkan melalui program raksa desa.

“Alhamdulillah, untuk pencairan ADPD (Alokasi Dana Perimbangan Desa), Dana Desa (DD) dan Bangub (bantuan gubernur) sudah selesai 100 persen,” tutupnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah