GALAJABAR - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.
Di antaranya dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, dan dinas kesehatan 27 kabupaten/kota di Jabar.
Jawa Barat sendiri tetap waspada meskipun belum ditemukan kasus hepatitis akut misterius ini. Di di DKI Jakarta sudah ada 3 kasus penyakit ini.
Baca Juga: Daftar Jemaah Haji yang Berangkat Tahun ini Berikut Linknya: Kini Biaya Haji Tak Dikelola Kemenag
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, ada beberapa langkah awal antisipasi yang dilakukan. Pertama dengan surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing - masing stakeholders.
Kedua, menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis.
"Ketiga, kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi - informasi - edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat," ujar Nina dalam keterangan medianya, Senin, 9 Mei 2022.
Keempat, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hinggga rumah sakit. "Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini," kata Nina.
Nina berharap melalui gerak cepat ini fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas.