Lebih lanjut Agus, adanya anak yang tidak naik kelas di SMAN 11 tersebut bukan isapan jempol belaka.
Pihaknya mendapatkan pelaporan langsung dari orang tua murid yang anaknya tidak naik kelas.
"Kami tidak asal ngomong data konkritnya sudah jelas ada, semuanya sudah ada ditangan saya," tegas Agus.
Sebelumnya, Agus juga menyatakan, anak yang tidak naik kelas itu menjadi mengurung diri, tidak mau bergaul di lingkungannya.
Bahkan, kata Agus, si anak tersebut sudah terkena secara mental dan psikisnya.
"Anak ini menjadi korban lalu yang disalahkan siapa, orang tua justru ikut menjadi korban. Ini jelas pihak sekolah harus bertanggungjawab," ungkapnya.
Agus mendesak pihak sekolah harus bertanggungjawab, termasuk juga Komite Sekolah nya. Soalnya, sekolah pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui seleksi tahu pasti karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik.
Jadi calon siswa diterima menjadi siswa, punya keyakinan berbasis data bisa mengikuti proses pendidikan disekolah dan tentu saja dengan bimbingan guru akan mengalami perkembangan.
Kedua menurut Agus, sekolah melakukan proses pendidikan secara benar, tentu peserta didik akan berproses dan mengalami perkembangan.