GALAJABAR - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin melakukan peninjauan dampak Gempa Sumedang di RSUD Sumedang.
"Saya lihat penanganannya sudah baik yang utama adalah keselamatan dan ketenangan pasien, jadi dipindahkan dulu ke tempat yang aman, memang masih ada pasien di dalam tapi itu berada di bangunan yang aman," kata Bey saat mendatangi pasien RSUD Sumedang di tenda darurat.
Seperti yang diberitakan sebelumnya akibat gempa berkekuatan 4,8 magnitudo tersebut, sebanyak 108 pasien harus dievakuasi dan dirawat di tenda darurat yang berada di halaman depan RSUD Sumedang dan 45 pasien di halaman belakang.
Bey menegaskan bahwa meski berada di tenda darurat namun mereka tetap ditangani secara intensif, karena keselamatan dan ketenangan pasien menjadi prioritas.
Baca Juga: Gempa Sumedang Timbulkan Retakan pada Terowongan Tol Cisumdawu, Amankah untuk Dilintasi Kendaraan?
Pada keempatan yang sama, Bey mengungkapkan bahwa akibat gempa di Kabupaten Sumedang di malam Tahun Baru 2024, sebanyak 248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi.
Berdasarkan data yang diterimanya, ada 138 rumah rusak ringan, 110 rumah rusak berat, 456 warga mengungsi, kemudian ada 11 orang mengalami luka ringan, dengan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung.
"Menurut laporan ada 138 rumah rusak ringan, 110 rusak berat, dan 456 pengungsi. Korban jiwa tidak ada, hanya luka ringan 11 orang dan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan Santosa Bandung, sisanya sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Bey.
Bey mengatakan gempa yang mengguncang Sumedang terjadi lima kali, yakni pada 31 Desember 2023 dan tanggal 1 Januari 2024 dini hari.