GALAJABAR- Berkaitan adanya dugaan kerusakan alam di Kawasan Bandung Utara (KBU) menjadi penyebab banjir di Bandung Raya, yakni di Kawasan Braga dan Dayeuhkolot beberapa waktu lalu, mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan asesmen.
Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Jawa Barat Bey Triadi Machmudin di Gedung Sate pada Selasa (16/1/2024).
Bey menjelaskan bahwa asesmen tersebut dilakukan juga dalam rangka evaluasi pembangunan di Bandung Utara yang diduga terjadi alih fungsi lahan.
Menurutnya, Bappeda akan berkoordinasi dengan pemerintah Bandung Raya untuk melakukan evaluasi ulang.
Baca Juga: 338 Korban Banjir di Dayeuhkolot Bandung Belum Bisa Kembali ke Rumah
Baca Juga: Relawan Kirim Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Braga
"Karena banjir kemarin ada yang menyampaikan akibat KBU atau debit air tinggi, kami akan evaluasi, termasuk di kawasan sempadan sungai," ujar Bey.
Bey akan mengevaluasi juga akan menyasar keberadaan pemukiman di bantaran dan pinggiran sungai yang idealnya sebagai daerah resapan.
"Di pinggiran sungai itu sebetulnya membahayakan. Idealnya direlokasi, tapi harus ada pendekatan ke masyarakat, jangan sampai menimbulkan gejolak dan sudah ada beberapa rumah susun yang disiapkan, tapi tetap harus ada pendekatan humanis," katanya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Bandung: Pemerintah Kota Bandung Siapkan Dapur Umum untuk Korban Banjir Braga
Sebelumnya, dikatakan oleh Kepala Badan Pengelola Cekungan Bandung Tatang Rustandar bahwa resapan air di wilayah Kawasan Bandung Utara mengalami kerusakan yang cukup parah, yang ditandai dengan tingginya kiriman debit air yang berasal dari kawasan hulu.***