Pergerakan Tanah di Tasikmalaya, Puluhan Warga Sindanghurip Terancam

- 5 Oktober 2020, 15:06 WIB
ilustrasi pergerakan tanah
ilustrasi pergerakan tanah /TAUFIK ROCHMAN/”KP”/
 
 
 
 
GALAJABAR- Hujan yang mengguyur selama sepekan terakhir mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah di Kampung Sindanghurip, Desa Cikalong, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Senin 5 Oktober 2020. Retakan tanah mengancam permukiman warga.
 
Mencegah kejadian yang lebih buruk, warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, konstur tanah yang labil ditambah dengan tingginya intensitas hujan dikawatirkan dapat memicu terjadinya longsor.
 
Pantauan di lapangan, garis retakan tanah terlihat jelas dari guratan tanah di lokasi perkebunan milik warga hingga ke pemukiman warga. Dimana awalnya retakan tanah ini tidak terlihat atau tidak begitu lebar. Namun kini retakan terus bertambah dan terlihat rekahan tanahnya melebar.
 
 
"Warga mulai merasakan khawatir dan resah dengan kondisi saat ini. Mengingat pergerakan tanah di Kampung Sindanghurip, masih terus terjadi. Jika terjadi hujan deras, warga mulai merasakan khawatir. Karena takut terjadi pergeseran hingga longsor," kata Sarodin (51) salah satu warga sekitar lokasi.
 
Dikatakannya, pergerakan tanah terjadi diduga akibat konstur tanah yang labil. Ditambah hujan deras yang mengguyur dalam sepekan terakhir ini.

Akibatnya rumah miliknya terancam jika pergerakan atau pergeseran tanah terus terjadi dan meluas. Sehingga untuk antisipasi terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan, dirinya bersama keluarganya mengungsi sementara ke rumah saudaranya yang jauh dari lokasi retakan tanah.
 
Baca Juga: Desainer Kenzo Meninggal Akibat Covid-19

"Kami berharap pemerintah segera meninjau lokasi untuk memastikan, pergeseran tanah itu. Sehingga warga bisa menghindari jika retakan itu membahayakan," katanya.

 
Warga lainnya pun mengalami hal serupa merasakan khawatir rumah tinggalnya tergerus akibat pergeseran tanah. Apalagi jika malam hari dan hujan terus menerus mengguyur.

"Sementara ini kami menginap di rumah orang tuanya, karena khawatir retakan akan terus terjadi dan membahayakan keselamatan keluarga," kata Asep, warga lainnya.
 
 

Tidak nyenyak
Dirinya mengaku takut dampak pergerakan tanah terjadi di kampungnya itu. Jika malam hari tiba keluarga tidak merasa nyenyak jika tidur. Karena takut trumah roboh akibat tanah bergerak.

Bahkan sebagian anggota keluarganya harus mengungsi dan tidur di rumah saudaranya jika malam hari turun hujan deras. Warga berharap pemerintah memperhatikan kondisi warga terdampak.

Babinsa Sodonghilir, Koramil 1223/Sodonghilir Serma Agus A menyebutkan, pergesaran tanah terjadi di atas tebing setinggi 10 meter. Akibat pergeseran tanah tersebut keselamatan warga terancam. Jumlah rumah warga yang terancam 18 unit dan jumlah penduduk 50 orang.
Baca Juga: HUT Ke-75 TNI: Polda NTB Bagikan SIM Gratis

"Pengecekan awal sangat penting dilaksanakan untuk mengambil langkah- sebagai upaya meminimalisir keadaan. Bersama anggota Polsek Sodonghilir, Koramil, Pol PP dan aparat desa serta dibantu warga," kata Serma Agus.

Ia mengimbau warga agar selalu waspada karena saat ini curah hujan sangat tinggi. Bagi warga yang tinggal di sekitaran daerah rawan longsor agar mengungsi sementara waktu ke rumah kerabatnya.
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x