Waspada! Kejadian Gempa Bumi di Indonesia Terus Melonjak

- 8 Oktober 2020, 09:36 WIB
Ilustrasi puing-puing akibat gempa bumi
Ilustrasi puing-puing akibat gempa bumi /Pixabay/Angelo Giordano

 

 

GALAJABAR - Kejadian gempa bumi di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seperti pada tahun 2018, Badan Meteoroligi Klimatologi Giofisika (BMKG) mencatat terjadi 11.920 kali kejadian gempa.
Kejadian gempa bumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an
"Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan," kata Kepala BMKG Dwikorita
Karnawati dalam yang dikutip galajabar dari bmkg.co.id, Kamis 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi, Najwa Shihab Malah Banjir Dukungan
Dwikorita menekankan pentingnya melaksanakan gladi evakuasi ataupun TTX, mengingat berdasarkan data terjadi lonjakan kejadian gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir.

Perkuat sistem
Menurutnya hal tersebut perlu diwaspadai, karena sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa bumi. Oleh karena itu, perlu diperkuat sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami mengingat hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi.
"Jadi intinya kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil/ cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempabumi dan tsunami," tuturnya.

Baca Juga: Karantina Mandiri, Efektif Cegah Munculnya Klaster Pesantren
Ia menambahkan, sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini Tsunami telah dibangun di Indonesia sejak tahun 2008, dengan memasang ratusan jaringan sensor gempabumi yang diperkuat dengan Internet of Things (IoT), Super Computer dan Artificial Intelliget (AI).
Selain itu dilengkapi dengan pemodelan matematis untuk memantau kejadian gempabumi dan memprediksi potensi kejadian tsunami sebagai akibat dari gempabumi tersebut.
Sistem peringatan dini ini dirancang terutama untuk mengantisipasi kejadian gempa bumi Megathrust dengan skenario waktu kedatangan tsunami dalam waktu 20 menit.

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x