GALAJABAR - Sebanyak 150 warga Kabupaten Bandumg Barat tertarik mengikuti program pemagangan kerja ke Jepang. Lapangan kerja yang dibutuhkan antara lain di bidang industri manufaktur dan juga perawat panti jompo di rumah sakit.
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengatakan, pemagangan ini menjadi sebuah inovasi karena biasanya pegawai yang dikirim ke luar negeri adalah untuk pegawai non formal, seperti asiaiten rumah tangga.
"Saya ingin warga Bandung Barat yang kerja di luar negeri bukan ssbagai pekerja informal, tapi pekerja formal. Maka dari itulah ssbelum mereka diberangkatkan, kita beri pelatihan baik dari segii bahasa negara yang dituju maupun keterampilan yang dibutuhkan," kata Bupati Umbara seusai penandatanganan MoU Pemagangan ke Jepang antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KBB dengan LPK Higlob, Selasa 20 Oktober 2020.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tebing di Lembang Longsor
Diingatkannya, pemagangan ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mencari ilmu serta pengalaman. Jadi ketika kembali lagi ke Bandung Barat membawa bekal ilmu yang diperoleh selama di luar negeri.
"Baiknya ketika kembali ke Bandung Barat bisa menjadi seorang wirausahawan baru sshingga membuka kesempatan kerja bagi lingkungannya," harapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat Iing Solihin menerangkan, peserta magang kerja di Jepang ini akan mendapatkan gaji sekitar Rp18 juta/bulan selama tiga tahun.
Pada saat masa pemagangan selesai di tahun ketiga setiap peserta akan mendapatkan uang pesangon yang besarnya bisa mencapai Rp100 juta.
Baca Juga: China Peringatkan Amerika Serikat, Dianggap Selalu Ikut Campur dengan Urusan Dalam Negerinya!