Pengamat Politik Melihat Kemarahan Risma di NTT Dinilai Hanya Sebagai Bentuk Pencitraan

- 9 April 2021, 15:07 WIB
Mensos Risma Marah Ketika Berkunjung ke NTT, Aktivis Kemanusiaan: Saya yang Marah pada Mensos Boleh?
Mensos Risma Marah Ketika Berkunjung ke NTT, Aktivis Kemanusiaan: Saya yang Marah pada Mensos Boleh? /Instagram.com /@tri.rismaharini

GALAJABAR - Beredar kabar mengenai kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berujung tidak kondusif.

Pasalnya, Risma di sana hendak memarahi Tagana dan Relawan Sosial yang dinilainya kurang proaktif dalam menangani korban serta bencana yang terjadi di NTT tersebut.

Mengetahui hal itu, pengamat politik dari Centre of Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menanggapi sikap Risma tersebut.

Baca Juga: Bikin Kagum! 5 Produk Indonesia Sering Dipakai oleh Bintang Ternama di Ajang Dunia, Ada Cristiano Ronaldo

Dilansir Galajabar dari akun Faceboook CISA pada Jumat, 9 April 2021, Herry mengungkapkan bahwa sikap Risma tersebut kurang bijaksana.

Kemarahan Risma tersebut dinilai oleh Herry tidak semestinya terjadi.

Herry menuturkan, sebelum Risma hendak memarahi Tagana dan relawan sosial di sana, seharusnya Risma berintrospeksi terlebih dahulu.

Risma seharusnya memperhitungkan ketidakproaktifannya di sana, disebabkan oleh SDM atau manajemennya.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Pastikan Jokowi  Masuk Surga, Rizal Ramli: Jangan Ambil Alih Tuhan untuk Jilat yang Kuasa

"Bu Risma ini kan Mensos, dan Tagana adalah salah satu unsur dalam Kementerian Sosial. Harusnya dia intropeksi diri dulu, apakah ketidakproaktifan ini dari sisi SDM-nya atau manajemennya," ujar Herry.

Kemudian Herry juga menuturkan, kemarahan Risma tersebut hanya berfokus pada pencitraan.

Herry menyayangkan sikap tersebut, mengingat seharusnya Kemensos melakukan pembenahan di internalnya, bukan hanya melakukan pencitraan.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Klaim Jokowi Bakal Masuk Surga Usai Pindahkan IKN, Tifatul Sembiring: Aya-aya Wae...

"Saya lihat gayanya Risma ini cenderung mengadopsi gayanya saat jadi wali kota. Baiknya setelah menjadi Mensos pembenahan itu bukan fokus pada pencitraan," ujar Herry.

"Risma harus lakukan upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan terutama menyelesaikan persoalan bencana dengan cepat dan efektif," sambungnya.

Selain itu, Herry juga menyesalkan kemarahan Risma tersebut, di mana dirinya tidak melihat kondisi tersebut sebagai evaluasi di dalam Kemensos.

Baca Juga: Indonesia Keren! 5 Kendaraan Produksi Indonesia Ini Ternyata Laris Manis Terjual ke Luar Negeri

Herry menilai Kemensos kurang profesional dalam menanggapi segala masalah sosial.

Seharusnya Risma memiliki kewajiban untuk memberikan pelatihan, pendidikan, hingga honorarium kepada Tagana dan relawan di sana.

"Risma sibuk marah, marahin bawahannya sendiri, lah dia kan pimpinan. Harusnya mengevaluasi kementeriannya apakah sudah mampu mengelola SDM yang berkecimpung di penanganan bencana mulai dari pelatihan, pendidikan hingga honorarium. Faktor ini juga akan mempengaruhi kinerja di lapangan," ujar Herry.

Baca Juga: Ramadan Tinggal Menghitung Hari, Simak Tips Mengkhatamkan Al Quran di bulan Puasa Ala Ustadz Adi Hidayat

"Hampir di seluruh Indonesia, pola penanganan masalah sosial dilakukan kurang efektif. Faktornya ya SDM-nya bukan orang yang tepat. Tidak profesional karena latar belakangnya bukan dari pekerja sosial," pungkasnya. (Penulis: Diyang Mardiana Fajar Nugraha)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x