Said Didu : Kedatangan TKA Cina Menandakan Adanya Operasi Besar untuk Kepentingan Orang Besar

- 10 Mei 2021, 14:57 WIB
Said Didu kritisi pemerintah soal berdatangannya WNA Cina saat rakyat Indonesia dilarang mudik.
Said Didu kritisi pemerintah soal berdatangannya WNA Cina saat rakyat Indonesia dilarang mudik. /Twitter @msaid_didu/

Kemudian MSD membeberkan, pihak kementerian, imigrasi, serta bandara di Indonesia telah memuluskan kedatangan TKA asal Cina, sedangkan di jalanan Indonesia, seluruh wilayah dijaga oleh aparat.

Ini mengartikan bahwa hanya orang berkuasa yang bisa memerintah beberapa lembaga dan ini adalah operasi besar untuk sebuah kepentingan.

Baca Juga: OTT Penyelamat Muka KPK Ditangani Penyidik Tak Lolos TWK, Febri Diansyah: Hormat!

“Artinya, hanya orang besar yang sangat berkuasa yang bisa memerintah beberapa lembaga dalam waktu yang bersamaan untuk satu operasi. Jadi ini, ya publik pahamlah, ini adalah operasi besar yang tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu kementrian lembaga,” imbuhnya.

Hal ini terbukti dengan WN Indonesia yang diperlakukan tak adil sedangkan WNA Cina seperti diberi jalan VIP, kata MSD.

“Nah di balik itu, coba kita lihat, warga negara kita yang mau mudik saja perlakuannya menurut saya sudah seperti mau masuk negara lain yang sedang ditutup. Tapi di waktu yang sama, dikasihkan karpet merah kepada WNA yang masuk ke Indonesia dan tidak bebas Covid juga. Buktinya berbagai (warga asing) kena Covid. Itu kondisi saat ini,” terangnya.

Baca Juga: Bipang Bukanlah Satu-satunya Kesalahan, Jokowi Sudah Lakukan Kesalahan Sejak 2014

Lebih lanjut MSD meyakini bahwa adanya operasi besar dalam hal ini karena WNI diperlakukan sebagai warga kelas dua dan WNA Cina sebagai kelas satu.

“Nah, pertanyaannya sekarang, ada apa sih? Kenapa TKA Cina seperti ini dan tidak ada upaya sensitif sama sekali dari pemerintah yang menjadikan seakan-akan warga negaranya warga kelas dua dan warga negara Cina adalah warga kelas satu yang tidak berlaku aturan apa pun dan bebas masuk ke Indonesia di waktu yang sangat sensitif, yaitu mudik Lebaran,” jelasnya.

“Jadi, maksud saya, kalau ini bukan operasi besar, masa sih seorang pemimpin kehilangan sensitivitas, emosional kepada kepentingan rakyatnya. Itukan lucu menurut saya,” sambungnya. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x