Proyek KCJB Memiliki 13 Terowongan, Mirza: Dikerjakan dengan Teknologi Girder Box

- 13 September 2021, 17:10 WIB
Hingga pertengahan Agustus 2021, progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,92 persen.
Hingga pertengahan Agustus 2021, progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,92 persen. /Dokumentasi KCIC/

GALAJABAR - General Manager (GM) Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya mengungkapkan, salah satu teknologi yang digunakan untuk membangun fasilitas Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) adalah
peluncur gelagar (ginder launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting
Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan.

“Dalam proyek KCJB, peluncur gelagar berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine memungkinkan operator mesin untuk menekuk sayap peluncur gelagar, sehingga mesin mudah dilepas-pasang, dan menjadikan peluncur gelagar lebih fleksibel," kata Mirza dalam rilis yang diterima galajabar, Senin 13 September 2021.

Ia menjelaskan, girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan kemudian meneruskannya ke struktur bawah
jembatan. Gelagar ini umumnya diletakkan memanjang di antara dua penyangga.

Baca Juga: Bukan Song Joong Ki atau Park Seo Joon, Berikut 10 Aktor Korea Terbaik Sepanjang Tahun

Mirza menegaskan, teknologi ini dapat membuat pengerjaan proyek KCJB yang
memiliki 13 tunnel menjadi lebih efisien.

“Peluncur gelagar jenis ini, membuat
pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB lebih cepat dan efisien ketimbang, cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol. Terlebih, proyek KCJB memiliki 13 terowongan,” tuturnya.

Tak hanya itu. Mirza menambahkan jika teknologi dengan fitur yang fleksibel ini
memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran
terowongan.

Baca Juga: 70 Persen Pejabat Makin Kaya Saat 70 Persen Rakyat 'Jatuh Miskin' karena Pandemi, Ketua MUI Buka Suara

Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan box
gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.

Dalam proses pengerjaannya, Mirza memaparkan bahwa bagian railing dilepas
terlebih dahulu ketika hendak melakukan pemasangan di terowongan.

Kemudian sayap serta tiang penyangga peluncur gelagar ditekuk agar ukurannya menjadi dapat disesuaikan dengan luas terowongan. Setelah sampai di pintu masuk terowongan, bagian-bagian yang dilepas, bisa dengan mudah dipasang kembali.

Baca Juga: Resep Tumis Pare Udang yang Tidak Pahit, Dijamin Bikin Kamu Nambah Terus!

Proses pengerjaan proyek dengan teknologi ini juga dipaparkan Mirza dapat membuat
penggunaan peluncur gelagar menjadi lebih ramah lalu lintas.

“Biasanya girder dibawa melalui jalan raya kemudian dinaikkan untuk dipasang.
Namun dengan teknologi yang dimiliki peluncur gelagar ini, girder bisa langsung
dinaikkan untuk kemudian dipasang. Sehingga proses pemasangan tidak begitu
mengganggu arus lalu lintas," jelasnya.

Di samping itu, Mirza menekankan kalau teknologi-teknologi baru dan canggih yang
digunakan dalam proyek KCJB, bisa menjadi kesempatan baik bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari hal-hal baru di bidang konstruksi untuk kemajuan dunia kontruksi di Indonesia.

“Pada pembangunan proyek KCJB, kami juga melakukan transfer pengetahuan dari
tenaga ahli Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia. Mengingat ada banyak teknologi baru yang diterapkan dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini,” jelasnya.

Baca Juga: Kang Cucun Ingatka Kader PKB, Wajib Mendukung Gus Muhaimin Iskandar Menjadi Presiden di 2024

Ditambahkan Mirza, hingga pertengahan Agustus, progres proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,92 persen. Pada awal Agustus, lanjut dia,
terowongan 8 dan 10 yang berada di Kabupaten Bandung Barat berhasil ditembus.

Pencapaian ini merupakan suatu hal yang luar biasa karena pembangunan kedua
terowongan tersebut memiliki tekstur geografis yang cukup tinggi.

Selain itu, dengan
tembusnya terowongan 8 dan 10, artinya tinggal tiga lagi terowongan yang saat ini
masih dalam proses penyelesaian untuk bisa tembus.

Terowongan 10 memiliki panjang 1.230 meter dan berlokasi di Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Tunnel ini berhasil ditembus pada 6 Agustus
2021.

Baca Juga: Link Live Streaming Buku Harian Seorang Istri 13 September 2021: Dewa Tak Dapat Warisan Buwana

Sementara terowongan 8 memiliki panjang 2190 meter dan berlokasi di Mandalasari,
Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.

Sejalan dengan penyelesaian terowongan, PT KCIC juga melakukan penyelesaian
pembangunan stasiun dan konstruksi lainnya.

“Pada akhir Juli lalu, kita telah melakukan penutupan atap (topping off) Stasiun Halim. Harapan kami harapan proyek ini bisa selesai tepat waktu dan bisa dioperasikan di akhir tahun 2022,” tukasnya.

Baca Juga: Sejumlah Artis Mendadak Penuhi Kolom Komentar Instagram Putri Anne dan Arya Saloka, Ada Apa?

Sementara itu, KCJB yang diprediksi mulai beroperasi pada akhir 2022, tidak hanya memberikan durasi perjalanan yang singkat bagi para penggunanya, tapi sekaligus memberikan pengalaman perjalanan menggunakan kereta yang dibangun dengan teknologi canggih.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x