Naik Pesawat Wajib Tes PCR, PKS: Lebih Mahal PCR Ketimbang Tiket Pesawat Ekonomi Jakarta-Surabaya

- 23 Oktober 2021, 14:40 WIB
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten menyusul aturan wajib tunjukan tes PCR negatif dan bukti vaksinasi meski kasus Covid-19 melandai. / Antara Foto/Fauzan
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten menyusul aturan wajib tunjukan tes PCR negatif dan bukti vaksinasi meski kasus Covid-19 melandai. / Antara Foto/Fauzan /

GALAJABAR - Polemik hasil PCR negatif yang dijadikan syarat untuk naik pesawat masih menjadi perbincangan di publik.

Bahkan anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Netty Prasetiyani pun turut meminta pemerintah untuk menjelaskan dasar penetapan kebijakan tersebut.

Netty Prasetiyani pun mempertanyakan apakah sudah dilakukan penelitian terkait mobilitas masyarakat melalui udara.

Baca Juga: BARU DIRILIS! 20 Kode Redeem FF 23 Oktober 2021, Dapatkan Senjata dan Skin Rare

“Apakah sudah dilakukan penelitian sampling terkait mobilitas masyarakat melalui udara dengan peningkatan kasus positif?” tanya Netty.

“Ini penting agar masyarakat tahu bahwa kebijakan tersebut dibuat berdasarkan hasil penelitian ilmiah,” kata Netty dalam keterangannya dikutip galajabar dari PKS.

Sementara itu, Netty pun mengatakan bahwa kebijakan ini memang selaras dengan ide pelonggran mobilitas.

Baca Juga: Dewa Mulai Jalani Misi Rahasia untuk Selidiki Alya-Kevin, Bocoran Buku Harian Seorang Istri 23 Oktober 2021

Lantaran, pemerintah ingin tetap menjaga dan memantau agar tidak kebobolan. Namun demikian, harga tes PCR sendiri mahal dan malah akan memberatkan masyarakat.

“Saat ini angka kasus sudah menurun, PPKM sudah dilonggarkan, namun tetap harus dipantau agar tidak bablas. Nah, bagaimana caranya? Mengapa harus dengan  tes PCR yang berbiaya tinggi?” tanya Netty lagi.

Netty juga mengingatkan bahwa kebijakan tersebut jangan sampai diskriminatif, karena esensi setiap kendaraan sama.

Baca Juga: Kode Redeem FF 23 Oktober 2021: Klaim Flaming Dragon AK Skin Hingga Winterlands Weapon Loot Crate

“Mengapa hanya transportasi udara sementara transportasi lainnya juga menimbulkan kerumunan. Perlu konsistensi antara prasyarat angkutan darat, laut dan udara terkait screening method karena esensinya sama dan seharusnya tidak berbeda alat, ” katanya.

Kemudian, politikus PKS itu meminta pemerintah untuk tidak membebani masyarakat karena harga PCR saat ini masih sangat tinggi.

“Bila transportasi udara dianggap memiliki risiko lebih, harus ada afirmasi harga tes PCR yang terjangkau oleh semua kalangan. Prinsipnya jangan sampai membebani masyarakat, karena saat ini tes PCR masih tinggi," kata Netty.

Baca Juga: Smartphone Murah Terbaik Tahun 2021: Ada Realme, Samsung, Oppo hingga Vivo

"Kimia Farma sebagai BUMN saja mematok harga Rp495 ribu. Angka ini jauh lebih mahal ketimbang harga tiket ekonomi  pesawat Jakarta-Surabaya,” katanya.

Oleh karena itu, Netty pun menganggap bahwa wajar jika kebijakan ini menimbulkan polemik pro kontra di kalangan masyarakat.

Anggota DPR RI itu lalu mengusulkan harga PCR turun ke angka Rp150 ribu tidak seperti sebelumnya, yaitu Rp495 ribu.

Baca Juga: Tak Tahan Dihujat, Rachel Vennya Pilih Non-Aktifkan Akun Instagram Pribadinya

“Kebijakan ini akan diterima oleh masyarakat jika  pemerintah memiliki solusi  terkait pembiayaannya. Apakah pemerintah dapat memberikan subsidi biaya tes PCR agar terjangkau?” kata Netty.

“Jika pemerintah dapat menekan harga tes hingga  di angka Rp150 ribu, tentu akan sangat membantu masyarakat,” ungkapnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah