Bermodalkan Tukar Jatah dengan India, Indonesia Bisa Jadi Presidensi G20, Yan Harahap: Jadi Tak Perlu Heboh

- 3 November 2021, 13:00 WIB
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap /Twitter / @YanHarahap/


GALAJABAR - Baru-baru ini, politisi Partai Demokrat, Yan Harahap turut menanggapi kembali perihal Indonesia menjadi Presidensi G20.

Melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap, politisi Partai Demokrat tersebut nampak menyoroti terkait India yang bertukar jatah dengan Indonesia menjadi Presidensi G20.

Dalam unggahannya, India memilih untuk bertukar waktu dengan Indonesia, dan akan menjadi Presidensi G20 pada tahun 2023.

Baca Juga: Kisah Misteri Hello Kitty Murder (3): Potongan Kepala Fan Man-yee Dimasukkan ke dalam Boneka Hello Kitty

Lebih jauh, yYan Harahap lantas menyebut bahwa menjadi Presidensi G20 adalah hal yang biasa saja.

Pasalnya, RI menjadi tuan rumah KTT G20 karena memang sudah menjadi gilirannya.

"Jadi hanya semacam bergiliran lah," ujarnya dilansir Galajabar dari akun Twitter @YanHarahap pada Rabu, 3 November 2021.

Tak berhenti di situ, Yan Harap kemudian mengatkan bahwa  publik seharusnya tak perlu heboh ketika mendengar Indonesia menjadi Presidensi G20.

Baca Juga: Kabar Gembira! Kemanker Tambah Penerima Penerima Bantuan Subsidi Upah

"Tak perlu heboh2 kali," katanya.

Sebelumnya, humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya turut menyinggung soal India yang seharusnya menjadi Presidensi G20 tahun 2022.

Namun, India memilih untuk menukar jatah tuan rumah KTT G20 itu dengan Indonesia.

Kabarnya, India sendiri akan mendapat jatah menjadi Presidensi G20 di tahun 2023.

"Tahun 2023, India dapat jatah tuan rumah KTT G20. Dia udah tahu jauh hari," ujarnya dilansir Galajabar dari akun Twitter @TofaTofa_id pada Rabu, 3 November 2021.

Lebih jauh, Mustofa Nahrawardaya juga mengungkapkan bahwa begitu sangat mudah menukar waktu dengan Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT G20.

Baca Juga: China Larang Pembangunan Gedung Lebih dari 500 Meter, Ternyata Ini Alasannya

"Bahkan tukeran waktu ama kita. Semudah itu," tuturnya.

Perlu diketahui, Jokowi baru saja menerima palu sidang KTT G20 yang diserahkan oleh Perdana Menteri Italia, Mario Draghi pada penutupan konferensi tersebut.

Oleh karena itu, dikatakan Presiden Jokowi, kini nantinya Indonesia-lah yang akan menjadi Presidensi G20 pada 1 Desember 2021.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu RI tersebut mengatakan bahwa hal itu menjadi sebuah kehormatan bagi Indonesia.

Baca Juga: Irvan Berhasil Jebloskan Elsa ke Penjara, Sinopsis Ikatan Cinta 3 November 2021

"Saya menerima palu sidang dari PM Italia Mario Draghi pada sesi penutupan KTT G20 Roma, semalam, menandai penyerahan posisi presidensi G20 dari Italia ke Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021," ucap Jokowi.

"Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan presidensi G20 ini," terangnya.

Tak berhenti disitu, dalam hal ini, dikatakan Jokowi akan mendorong semua upaya untuk pemulihan ekonomi dunia.

Kabarnya, untuk mendorong itu semua, Presiden Jokowi sendiri mengusung tema besar berupa 'Recover Together, Recover Stronger' dalam rangka pemulihan ekonomi dunia tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Akhirnya Cabut Aturan PCR Sebagai Syarat Perjalanan Udara di Pulau Jawa dan Bali

"Presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger'," ujarnya.

"Pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20," tambahnya.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x