Perang di Ukraina, Rupiah yang Menderita, Ali Syarief: Penyebabnya Kebijakan yang Lemah!!!

- 7 Maret 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi uang rupiah.
Ilustrasi uang rupiah. /Pixabay/EmAji/

GALAJABAR - Dampak panasnya perang antara Rusia vs Ukraina membuat nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta awal pekan ini melemah.

Rupiah karena perang tersebut melemah 0,2 persen (28 poin) ke posisi Rp 14.415 per dolar AS jika dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.387 per dolar AS.

“Pagi ini rupiah terlihat mengalami tekanan yg cukup signifikan karena efek penguatan dolar AS. Efek penguatan dolar AS ini terdampak dari masalah geopolitik dari Ukraina dan Rusia,” ujar Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Nikolas Prasetia melansir dari Antara Senin, 7 Maret 2022.

Nikolas memaparkan, dampak geopolitik Rusia vs Ukraina terasa hampir di seluruh komoditi global yang mengalami kenaikan harga secara tajam pada awal sesi perdagangan pekan ini.

Baca Juga: Jokowi Buka Suara Soal Pemilu 2024, Rocky Gerung: Ucapan Mendua Itu, Mendekati Man of Contradiction

“Untuk sepekan ini, perlu perhatikan perkembangan geopolitik Ukraina-Rusia, ditambah dengan sejumlah data AS yang dapat menggerakkan nilai dolar AS dan berujung pada gerak rupiah,” jelasnya.

Rupiah awal pekan ini diperkirakan bakal bergerak di kisaran R p14.430-Rp 14.470 per dolar AS.

Menanggapi hal ini, Akademisi Cross Culture, Ali Syarief turut membuka suaranya.

Ali Syarief mengatakan ini merupakan konsekuensi yang logis terhadap Indonesia. Bahkan, menurut dia rupiah melemah karena kebijakan pemerintah yang sama-sama lemah.

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x