Soal Potensi Energi Terbarukan di Indonesia Jadi Tawaran Presiden Jokowi ke Presiden Federasi Jerman  

- 16 Juni 2022, 13:32 WIB
Memperingati 70 Tahun Hubungan Diplomatik Dengan Jerman, Jokowi Sambut Kedatangan Steinmeier
Memperingati 70 Tahun Hubungan Diplomatik Dengan Jerman, Jokowi Sambut Kedatangan Steinmeier /antaranews/ Desca Lidya Natalia/

 

GALAJABAR - Salah satu ajakan kerjasama yang ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Federasi Jerman adalah dalam pengolahan potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia.

"Soal penguatan kerja sama perubahan iklim, saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar euro, termasuk pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari lalu," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, 16 Juni 2022.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Baca Juga: Ini 6 Rekomendasi Hasil Munas ISPI untuk Transformasi Pendidikan Nasional Indonesia 2045 dan Perubahan UUSPN

"Kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta euro serta pilot project energi geotermal senilai 300 juta euro. Saya mengajak Jerman menjadi partner dalam mengolah potensi-potensi energi baru terbarukan di Indonesia," tambah Presiden.

Green Infrastructure Initiative (GII) atau Prakarsa Infrastruktur Hijau adalah kerja sama antara pemerintah Indonesia-Jerman dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.

GII menyediakan fasilitas kerja sama keuangan selama 5 tahun dengan nilai mencapai 2,5 miliar (sekitar Rp40,7 triliun) untuk mendukung proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim melalui pinjaman bersubsidi dan pinjaman promosi yang disalurkan melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW).

Baca Juga: Pengamat UPI: Rendahnya Kualitas Pendidikan Berdampak pada Kuaslitas SDM, Ipoleksosbudhankam, dan Ekonomi

Investasi GII tersebut disepakati dalam perundingan bilateral pada 1 Oktober 2019 di Berlin untuk tiga sektor tematik, yaitu pengelolaan sampah padat, pengelolaan air dan limbah cair, dan angkutan umum perkotaan.

Adapun Pusat Mangrove Dunia (World Mangrove Center) juga baru diluncurkan pada 11 Juni 2022 lalu oleh Presiden Jokowi di Pusat Persemaian Nasional, Rumpin, Kabupaten Bogor.

Selain masalah lingkungan dan perubahan iklim, Presiden Jokowi juga mengajak kolaborasi Jerman yang saat ini adalah Ketua kelompok G7.

"Keempat, kolaborasi G20 di bawah Presidensi Indonesia dan G7 di bawah keketuaan Jerman. G20 dan G7 punya prioritas yang sama yaitu transisi energi," ungkap Presiden.

G7 adalah kelompok tujuh negara, yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Anggota G7 adalah negara-negara yang mewakili lebih dari 64 persen kekayaan bersih global atau sekitar 263 triliun dolar AS.

Baca Juga: Rektor UPI Prof. Solehuddin Terpilih Jadi Ketua Umum ISPI dalam Munas ISPI ke-VIII: Ini Tanggungjawab Besar

"Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi serta akses pendanaan. Saya mengajak Jerman mendukung pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia serta kerja sama di bidang riset hidrogen dan mobil listrik," tambah Presiden.

Hubungan Diplomatik Indonesia – Jerman dibuka secara resmi pada 25 Juni 1952 sehingga tahun ini, kedua negara resmi memperingati 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik.

Rombongan Presiden Steinmeier tiba pada Rabu, 15 Juni 2022, di bandara internasional Soekarno-Hatta dan akan berada di Indonesia hingga 17 Juni 2022. Sebelumnya Presiden Steinmeier mengunjungi Singapura pada 13-15 Juni 2022.

Fokus kunjungan kali ini adalah untuk membicarakan investasi, perdagangan, transisi energi, dan kerja sama antara G20 dan G7 yang mana Jerman menjadi Ketua G7 dan Indonesia memegang Presidensi G20 tahun ini.

Sebelum tiba di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Steinmeier menabur bunga di makam Presiden Ke-3 Indonesia B.J. Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah