Ketika Rasululllah melaksanakan dakwah untuk menyampaikan Islam, banyak yang ingin membuat tipu daya lewat bentuk perbuatan maupun lisan dari orang kafir dan musyrik. Imam Al-Alusi mengatakan:
“Mereka melakukan tipu daya dalam menggagalkan urusan-Nya, memadamkan cahaya-Nya, atau menggagalkan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan memadamkan cahaya kebenaran.” (Al-Alusi, Ruh al-Ma’ani, XV/311)
Allah pun memberikan kabar bahwa sesungguhnya pihak yang ingin membuat makar itu tidak hanya dari golongan kafir, melainkan kaum munafik pun turut membuat rencana jahat.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, Allah pun membalas tipuan mereka.” (TQS. An-Nisa: 146)
Baca Juga: Bayern Kampiun Piala Dunia Antarklub, Eropa Masih Dominan
Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat tersebut bahwa berilah tangguh kepada mereka agar mereka diberi azab, sanksi, hukuman, dan kebinasaan yang dihalalkan untuk mereka.
Allah sengaja membiarkan kaum kafir dan munafik, siapa pun itu pihak yang membuat makar, baik kelompok hingga penguasa zalim. Allah akan biarkan mereka bersenang-senang dahulu barang sebentar agar kemudian Allah timpakan siksaan keras.
“Kami membiarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami memaksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (TQS. Luqman: 24)
Baca Juga: 3 Wisata Sejarah di Mumbai India yang Bisa Kamu Kunjungi
Oleh karena itu, sebanyak dan sebaik apapun makar yang dirancang oleh kaum kafir dan munafik untuk memadamkan Islam, Allah mempunyai rencana yang jauh lebih baik dari mereka.