Alice dan Dua Pasukan Negeri Ajaib (Chapter 5)

- 27 Maret 2021, 15:21 WIB
tower bridge london
tower bridge london /pixabay/

GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya, melalui liontin kaca pemberian Ratu Putih yang bisa meramalkan takdir, Alice menyadari ada yang tidak beres dengan berjalannya persiapan upacara penanda tanganan perjanjian damai yang akan datang. Ia memaksa Lancelot untuk mendengarkan kalimatnya.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

“Ada total tujuh kepulan asap yang berasal dari bagian utara Hutan Peri. Bekasnya pun menandakan kalau ini api sihir, bukan api nyata. Apa pendapatmu?” tanya Lancelot.

“Apa ini ada hubungannya dengan Amon dan para murid sihir?” Alice malah balik bertanya. Pikirannya masih dipenuhi dengan ketakutan akan Amon Jabberwock, mengingat orang itu pernah menawan Alice dan hampir menyiksanya dengan sangat keji.

“Kemungkinan besarnya seperti itu. Karena itu, aku melarangmu untuk keluar dari markas ini sebelum keberangkatan! Selama perjalanan juga, kau harus tetap berada di dekat ketiga-belas prajurit terpilih!”

Baca Juga: 5 Cara yang Dapat Dilakukan Saat Earth Hour 2021, Salah Satunya Mengubah Dunia

Lancelot berdiri dari bangkunya dan berjalan ke dekat jendela. “Tapi karena aku yang akan menjadi lambang perdamaian di Negeri Ajaib, aku tidak bisa diam saja!” tolak Alice. “Lancelot, aku mohon!”

Lancelot jelas langsung terkejut. Saat Alice berhenti memanggilnya dengan sebutan ‘Yang Mulia’, ‘Raja Lancelot’ atau ‘Rajaku’, apalagi sampai memanggil nama aslinya dan membuang seluruh rasa hormatnya, maka Alice sedang serius, sangat-sangat serius.

Lancelot perlanan berbalik. “Kau ini, apa kau ingat dengan apa yang hampir Amon lakukan padamu saat dia menawanmu dulu?” tanya Lancelot dengan sangat tajamnya. “Apa kau ingat saat dia menghantammu dengan sihirnya demi melindungiku?!” kini pertanyaan tersebut lebih terdengar seperti amukan.

Mengingatnya saja, Alice sudah ketakutan setengah mati. Namun, ia tidak ingin membiarkan trauma menghantuinya. Alice mengepal tangannya kuat-kuat. “Bukan itu,” lirih Alice dengan suara yang bergetar.

Halaman:

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x