GALAJABAR - Perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Februari tentunya akan dirayakan oleh orang-orang keturunan Cina di seluruh dunia. Biasanya, perayaan imlek terasa lebih spesial karena mengandung banyak makna yang melekat dalam setiap tradisinya.
Imlek merupakan salah satu peringatan tahunan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa. Peringatan yang sudah mulai dari ratusan tahun lalu ini juga dirayakan oleh masyarakat di berbagai negara, mulai dari Tibet, Taiwan, Korea, Vietnam, Indonesia serta negara dengan penduduk berbahasa Cina seperti Singapura dan Malaysia.
Perayaan Imlek ternyata ada ceritanya, kebanyakan dipengaruhi oleh mitos dan legenda. Itu pun tak hanya satu cerita, tetapi ada banyak. Ini adalah beberapa cerita dan fakta perayaan Imlek yang harus kamu ketahui.
- Perayaan Musim Semi
Awalnya, Hari Raya Imlek merupakan sebuah perayaan oleh para petani di Cina untuk menyambut musim semi dengan bahagia dan penuh syukur. Apalagi, pada saat musim dingin mereka tidak dapat bekerja.
Untuk itulah, perayaan ini juga sering disebut sebagai Xin Jia (Sincia) atau Festival Musim Semi.
Dalam peringatan Imlek masyarakat Tionghoa juga mengharapkan kemakmuran lainnya di tahun yang akan datang. Selain itu, Tahun Baru Imlek juga melambangkan keharmonisan dalam tata kehidupan di muka bumi.
- Imlek Sebenarnya Adalah Ritual Pengusiran Monster “Nian”
Selain itu, ada juga mitos tentang Tahun Baru Imlek. Konon, ribuan tahun lalu, diceritakan ada sebuah monster bernama “Nian” (dari kata 年 yang memiliki arti sebagai “tahun”) akan datang pada akhir tahun Cina.
Nian, monster menyeramkan yang memiliki gigi dan tanduk panjang, bakal menyerang dan membunuh penduduk desa, serta memakan tanaman dan ternak.
- Suara Petasan dan Warna Merah Diyakini Dapat Mengusir "Nian"
Untuk menakut-nakuti monster tersebut, penduduk desa pun menggunakan suara ledakan dan lampu-lampu yang terang.
Selain itu, mereka juga akan memajang kertas-kertas merah, membakar bambu, menyalakan lilin, dan mengenakan pakaian berwarna merah.
Inilah yang menjadi awal mula tradisi Imlek, yang masih kita lakukan sampai hari ini. Jadi, tidak heran bila perayaan Imlek identik dengan warna merah, lampu-lampu gemerlap, suara drum, serta kembang api yang sangat besar dan menawan menghiasi malam.
- Diadakan selama 16 hari
Secara tradisional, acara Spring Festival atau Imlek akan dilakukan secara terus menerus selama 16 hari. Yang dimulai dari tanggal dimulainya Imlek hingga 15 hari kedepannya.
Masyarakat Tionghoa mengakhiri perayaan Imlek dengan perayaan yang dikenal dengan Cap Go Meh. Selama 15 hari tersebut, orang-orang yang merayakan Imlek akan melakukan beberapa ritual sembahyang.
Dekorasi akan tetap dipasang hingga perayaan selesai dan acara berkumpul bersama keluarga dan teman juga masih akan berlanjut hingga rangkaian acara selesai.
- Memberi Angpao
Tradisi merayakan Imlek tentunya menjadi salah satu perayaan tahun baru yang ditunggu anak-anak kecil keturunan Cina. Amplop merah berisi uang yang dikenal dengan angpao akan diterima oleh anak-anak kecil hingga dewasa yang belum menikah.
Pemberian angpao menurut laman Chinese New Year adalah sebagai tanda melakukan transfer rejeki dan keberuntungan dari yang tua kepada yang muda.
- Larangan menyapu, mencuci, keramas dan membuang sampah
Menyapu, mencuci, keramas, dan membuang sampah dari rumah pada saat rangkaian perayaan Imlek berlangsung tidak boleh dilakukan oleh orang orang yang merayakannya.
Hal tersebut dipercaya akan membuang keberuntungan dan rejeki di tahun baru. Sehingga biasanya orang-orang akan disarankan untuk melakukan hal tersebut sebelum merayakan Imlek.
- Tidak Memiliki Tanggal Tetap
Imlek atau tahun baru China mengalami perubahan tanggal di setiap tahunnya tergantung dari perhitungan pada kalender Cina. Biasanya Imlek jatuh pada pertengahan Januari hingga Februari.
Baca Juga: Ini Makna Asmaul Husna: Al Mudzil, As Sami’, dan Al Bashir, Semoga Allah Mengabulkan Doa-doa Kita
Dalam perayaan Imlek yang dirayakan setiap tahun pun juga akan memiliki zodiak binatang menurut tradisi Cina yang berbeda beda.
- Larangan Memberi Uang Dalam Jumlah Ganjil
Memberikan uang atau angpao dalam jumlah ganjil juga menjadi salah satu hal tabu yang dilarang saat perayaan Imlek. Memberi uang dalam jumlah ganjil dipercaya tidak akan membawa keberuntungan bagi yang memberi maupun menerimanya.
Itulah beberapa cerita dan fakta perayaan Imlek yang sebenarnya. Namun, seiring perkembangan zaman, Hari Raya Imlek pun mulai menjadi perayaan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Tionghoa atas seluruh pencapaian, rezeki, dan segala hal baik yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Desa Jembarwangi Sumedang Menyimpan 'Harta Karun' Ratusan Fosil Purbakala, Salah Satunya Stegodon
Selain itu, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek untuk memohon rezeki, kesehatan, dan banyak berkah di tahun mendatang, serta menjamu para leluhur. Gong Xi Fa Cai!***